Atau bisa juga * Read more: http://syamsudinnamaku.blogspot.com/2011/02/cara-membuat-pesan-pembuka-dan-penutup.html#ixzz1oJwESRxp onmousedown="return false"

B U Y A

Label:

Setitik cahaya menyembul dari balik semak-semak di kaki bukit. Mungkin suluh orang yang mencari belut sawah atau menjaring ikan di sungai Batang Mungo sepanjang lereng bukit itu. Tapi, makin mendekat, makin jelas terlihat. Makin terang terasa. Lalu, cahaya itu menggulung seperti dihempas angin limbubu. Menggumpal, membulat, membesar seperti bola api. Melayang dan melaju kencang ke arah Surau Tuo. Lama sekali bola api itu berputar-putar di atas permukaan tanah kosong, tepat di sisi kanan mihrab Surau Tuo, hingga sekeliling surau itu terang benderang seperti tersiram sinar bulan purnama keempat belas. Padahal, malam itu bukan malam terang bulan.
’’Pertanda apa ini, Bilal?’’ tanya Katik, gemetar dan tergagap-gagap.
’’Ini petunjuk yang kita tunggu-tunggu selama ini.’’
’’Petunjuk?’’ tanya Katik lagi, ’’Maksudnya apa?’’
’’Kita sudah beroleh jawaban tentang raibnya jasad buya,’’ jawab Bilal, sambil tersenyum lega.
’’Jadi….jadi….Ini petunjuk tentang buya Ibrahim Mufti yang menghilang beberapa tahun lalu?’’
Hanya dalam hitungan hari sejak Katik, Bilal, segenap ninik mamak, alim ulama bermufakat dan memutuskan bahwa peristiwa munculnya cahaya pada malam gelap bulan itu benar-benar pertanda yang tak diragukan kebenarannya, masyarakat Taram dari enam jorong: Tanjung Ateh, Tanjung Kubang, Tanjung Balai Cubadak, Parak Baru, Sipatai, dan Subarang, berbondong-bondong ke Surau Tuo. Saling bahu-membahu, menggali tanah pekuburan, mendirikan makam bagi almarhum buya Ibrahim Mufti. Hari itu, kali pertama mereka menggali kubur, tapi tak ada mayat yang bakal ditimbun di liang lahat. Keempat sisinya ditembok semen setinggi dua meter, sementara bagian atasnya diatap seng. Seperti makam para wali, kuburan orang-orang keramat.
***
Dulu, negeri Taram tanahnya gersang. Musim kering berkepanjangan. Tak ada sumber air untuk mengairi sawah. Kalaupun ada sawah yang ditanami, itu hanya mengharapkan curah hujan. Sementara, musim panas lebih lama ketimbang musim hujan. Gabah dari sawah tadah hujan hanya cukup untuk menghadang ancaman kelaparan. Sekadar bertahan hidup. Tak bersisa untuk ditabung dalam lumbung. Tapi, sejak kedatangan buya Ibrahim Mufti, perlahan-lahan alam mulai bersahabat. Keadaan berubah menjadi lebih baik.
Waktu itu, buya menancapkan ujung tongkatnya ke dalam tanah, lalu dihelanya tongkat itu sambil berjalan ke arah timur. Tanah kering yang tergerus tongkat buya seketika lembab, basah dan dialiri air yang datang entah dari mana. Sesampai di ujung paling timur, buya berhenti. Dibiarkannya tongkat itu tertancap. Lebih dalam dari tancapan yang pertama. Kelak, titik tempat beliau berhenti dinamai: Kepala Bandar. Itulah mata air pertama di Taram. Airnya mengalir deras ke bandar yang semula hanya parit kecil akibat tergerus tongkat buya. Tak lama berselang, bandar pun melebar, membesar dan akhirnya berubah menjadi Sungai Batang Mungo yang menyimpan persediaan air berlimpah. Sejak itu, orang-orang Taram tak lagi tergantung pada sawah tadah hujan. Mereka telah beroleh sumber air. Sawah-sawah pun membuahkan hasil berlebih-lebih. Lumbung-lumbung padi penuh terisi.
Di tengah perkampungan, (dengan bantuan warga) buya membangun sebuah surau. Di sanalah buya tinggal, di sebuah bilik kecil di samping surau. Anak-anak berhamburan datang hendak belajar mengaji. Begitu pun orang dewasa dan orang tua-tua berduyun-duyun untuk salat berjamaah, mendengarkan wirid dan pengajian. Buya memberi nama surau itu: Surau Tuo. Surau pertama yang pernah ada di sana. Surau tertua.
Selain sebagai guru mengaji, guru wirid dan guru tasawuf, buya dikenal memilki banyak keistimewaan. Di bulan Ramadan, setiap keluarga di Taram menggelar acara buka bersama, dan mengundang buya untuk mendoakan keberkahan bagi tuan rumah. Suatu kali, keluarga Nuraya, keluarga Syamsida, dan keluarga Wastiah menyelenggarakan buka bersama di hari yang sama. Secara bersamaan pula mengundang buya. Mereka bersitegang urat leher mempertahankan kesaksian masing-masing. Nuraya tidak percaya, kalau buya datang memenuhi undangan ke rumah Syamsida dan Wastiah. Sebab, hari itu buya ada di rumahnya. Begitu pun Syamsida dan Wastiah, keduanya berani bersumpah bahwa buya juga hadir di rumah mereka masing-masing. Mereka tidak salah. Buya benar-benar memenuhi undangan ketiga keluarga itu. Meski ada yang bersaksi, hari itu buya tidak ke mana-mana. Beliau berzikir dan i’tikaf di Surau Tuo, berbuka bersama dengan jamaah Maghrib. Di manakah jasad asli buya saat itu? Berapa banyakkah bayang-bayang buya? Ada yang menyebut, buya punya ilmu ’’bayang-bayang tujuh’’. Jangankan undangan dari tiga keluarga, dari tujuh keluarga pun buya akan menyanggupinya. Itu belum seberapa, ada yang pernah melihat buya berjalan di atas air saat menyelamatkan orang hanyut di Sungai Batang Mungo. Karena itu, beliau sering disebut: buya keramat.
***
Hari itu, Jumat 12 Sya’ban. Wan Tobat bergegas datang ke Surau Tuo. Memenuhi janjinya, mencukur rambut buya. Kecuali jenggot, buya tidak suka pada bulu. Begitu rambut penuh uban itu mulai tumbuh, beliau akan memanggil Wan Tobat. Meminta tukang cukur itu menggundulinya, hingga culun, licin, dan mengkilat.
’’Tolong agak cepat! Gunakan pisau cukur paling tajam! Sebentar lagi waktu Jumat akan masuk,’’ suruh buya pada Wan Tobat.
Baru separuh rambut buya tergunduli, Wan Tobat tersentak kaget. Karena tiba-tiba buya bangkit, berdiri dari duduknya. Seolah ada yang mengejutkan beliau. Tampak ganjil bentuk kepala buya. Culun sebelah. Sebelah kiri gundul, sebelah kanan masih ada rambut.
’’Wah, saya harus buru-buru pergi.’’
’’Tapi, rambut buya belum selesai dicukur bukan?’’
’’Ndak apa-apa. Saya tidak bisa menunggu lagi.’’
’’Ada apa buya?’’
’’Ka’bah kebakaran. Saya harus segera memadamkannya.’’
Buya berkepala culun itu tergesa-gesa lari ke biliknya, berkemas dan memakai sorban. Masih tampak aneh, meski kepalanya sudah terlilit sorban. Sejenak beliau duduk bersila, menunduk berzikir di depan mihrab Surau Tuo, setelah itu Wan Tobat tak melihat apa-apa lagi. Seketika saja, jasad buya menghilang. Seperti menguap dan raib entah ke mana.
***
Wan Tobat, satu-satunya orang yang melepas kepergian buya. Tukang pangkas itu sudah berkali-kali meyakinkan orang-orang bahwa buya Ibrahim Mufti pergi berjihad, memadamkan api yang hendak meluluhlantakkan Baitullah di Mekah. Tapi, mereka masih sukar mempercayai kebenaran cerita Wan Tobat, antara percaya dan tidak. Malah ada yang menganggap kesaksian itu mengada-ada, tak masuk akal, omong kosong yang dibuat-buat.
’’Buya itu wali. Dalam sekali kerdipan mata, beliau bisa tiba di Mekah.’’
’’Andai bumi yang bulat ini ada tangkainya serupa buah Manggis, buya akan menjinjingnya ke mana-mana.’’
’’Apa lagi yang kalian sangsikan?’’
Berbulan-bulan, peristiwa menghilangnya buya masih menjadi duri dalam daging bagi orang-orang Taram. Mereka sulit menerima kenyataan. Apa mau dikata, Buya sungguh-sungguh telah tiada. Kesangsian mereka pada keterangan Wan Tobat terjawab setelah mendengar cerita dari Wan Tongkin. Warga kampung sebelah, yang pulang setelah berpuluh tahun hidup dan tinggal di tanah suci. Semula Wan Tongkin mendalami ilmu-ilmu agama di Mekah. Setelah pendidikannya tamat, ia tidak kembali pulang ke kampung. Tapi memilih menjadi pedagang lukisan kaligrafi dan kopiah haji di wilayah sekitar Masjid al-Haram. Meluap-meluap lelaki ringkih itu berkisah tentang peristiwa kebakaran Ka’bah, beberapa hari sebelum kepulangannya.
’’Baitullah nyaris hangus jadi abu.’’
’’Siapa yang memadamkan api itu?’’ tanya orang-orang.
’’Untunglah ada seorang lelaki tua. Secepat kilat, ia meloncat ke puncak Ka’bah. Dari ujung tongkatnya mengucur air. Deras, seperti air yang muncrat dari selang pemadam kebakaran. Sekejap, api yang menjalar-jalar itu padam.’’
’’Masih ingat ciri-ciri orang itu?’’
’’Agak ganjil. Kepalanya culun sebelah. Sebelah kiri gundul, sebelah kanan masih ada rambut.’’
Sepeninggal buya, pengajian tasawuf dilanjutkan oleh tiga orang murid kesayangan buya Ibrahim Mufti. Haji Malih, Haji Amak dan Haji Djamil. Mereka juga memiliki banyak keistimewaan seperti buya. Dari Haji Djamil, orang-orang Taram menjawab wasiat tentang buya. Ia pernah bermimpi bertemu arwah buya. Ternyata, tak lama setelah peristiwa kebakaran Ka’bah, buya meninggal. Dalam mimpi itu, Haji Djamil bermohon agar buya memberitahukan di mana beliau dikuburkan. Agar kelak orang-orang Taram dapat berziarah ke makam beliau.
’’Bila muncul cahaya di malam bukan terang bulan, di sanalah saya.’’
’’Bagaimana cara kami mengenali cahaya itu?’’
’’Menggumpal, membulat, dan membesar seperti bola api. Melayang-layang dan berputar seperti gasing. Galilah kuburan persis di setentang cahaya itu! Di sanalah makam saya.’’
***
Bilal dan Katik sudah tiada. Begitu pun orang-orang yang dulu setia menjaga Surau Tuo dan makam buya. Satu per satu meninggal, hingga tak ada lagi yang tahu sejarah surau dan makam keramat itu. Surau lengang. Tak ada hiruk suara anak-anak mengeja alif-ba-ta. Tak ada salat berjamaah, pengajian, apalagi wirid. Surau kotor, kumuh dan berdebu. Sama seperti makam buya yang tak terawat, penuh rumput dan berlumut.
Tapi, Kepala Bandar makin ramai. Mungkin karena suasananya tenang dan sejuk. Airnya jernih, ikannya jinak. Setiap hari berpuluh-puluh pasang muda-mudi (laki-laki dan perempuan) berboncengan sepeda motor beriring-iringan menuju lokasi mata air tertua itu. Di balik semak-semak sepanjang pinggir sungai, tersedia pondok-pondok bambu yang disewakan bagi setiap pasangan. Mereka leluasa berbuat apa saja. Tanpa ada yang mengusik dan menganggu. Tak ada yang tahu, Kepala Bandar yang sudah mesum dan penuh maksiat itu, dulu tempat suci yang dihormati. Konon, buya Ibrahim Mufti pernah menancapkan tongkat keramatnya untuk memperoleh mata air. Di sana pula buya kerap berdoa, memohon keberkahan dan kelimpahan rezeki bagi orang-orang Taram. ***
Kelapa Dua, 2005

Bingkai

Label:

UNDANGAN dari Susan kuterima di kantor menjelang pukul tiga, ketika aku keluar dari ruang rapat. Rencana menyeduh kopi untuk mengusir kantuk segera terlupakan. Perhatianku tersita pada amplop yang didesain sangat bagus.

Saat kubuka sampul plastiknya, telepon di mejaku berdering. Aku mengangkat telepon tanpa menghentikan upayaku mengeluarkan art-carton yang dicetak dengan spot ultra violet pada tulisan "Bingkai".

"Selamat siang dengan Dudi, Auto Suryatama," sambutku automatically.
"Ahai, tumben kamu ada di tempat!" Seru suara dari seberang.

"Maaf, siapakah ini?"
"Susan! Kamu lupa suaraku? Padahal baru dua bulan yang lalu kita bertemu. Tak hanya bertemu, karena sepanjang dua malam kita bersama-sama." Ada nada gemas yang merasuk ke telingaku. "Sorry, aku telepon ke kantor. Hp-mu tidak aktif."

"Astaga!" Aku tertawa dan meminta maaf. Bukan tidak aktif, lebih tepat: nomornya berbeda. "Aku baru saja menerima sebuah undangan, jadi konsentrasiku bercabang. Tampaknya ini undangan darimu! Jadi rupanya kamu serius dengan rencana itu?"

"Tentu! Kenapa tidak? Kamu pasti ingat cita-citaku sejak SMA. Sudah sejak lama aku bermimpi bisa tinggal di Ubud. Tapi tidak mungkin aku terus-terusan berlibur membuang uang di sana. Jadi kuputuskan untuk mendapatkan kepuasan batin sekaligus finansial…"

"Aku harus bertepuk tangan untuk kegigihanmu. Hebat!"
"Ini juga karena ada bara cinta yang terus-menerus membakar."

Aku terkesiap mendengarnya.
"Cintamu, Dudi!" sambung Susan.

Entahlah: seharusnya aku melonjak gembira atau terkesiap waspada mendengar ucapannya yang demikian mantap? Tentu agak mengherankan jika seorang gadis Solo memekikkan kata itu, bukan membisikkan, yang mudah-mudahan tidak sedang antre di depan kasir supermarket.

"Dudi, kenapa kamu diam saja?"
"Oh, sorry! Sebenarnya aku mau melonjak-lonjak, tapi tentu salah tempat. Di depan mejaku sudah ada yang menunggu, mau membicarakan pekerjaan…"
"Oke, Sayang. Aku akan meneleponmu lagi nanti. After office hour, ya!"

Gagang telepon masih di telinga, menunggu Susan memutuskan hubungan. Bahkan setelah hubungan telepon terputus, seperti masih kudengar nada gembira Susan di telinga. Rembes ke dalam hati. Aku menghela napas seperti keluar dari ruang yang pengap, dan kusandarkan punggungku ke kursi yang lentur. Tak ada siapa-siapa di depanku. Jadi, aku tadi berdusta. Maafkan aku, Susan. Ternyata aku telah banyak berdusta. Tapi, percayalah, kasih sayangku kepadamu begitu jujur.
***
SEINGATKU tadi Lanfang minta dibawakan kue, karena malam ini sepupunya akan datang. Sambil meluncur pulang aku merencanakan singgah di sebuah bakery. Ada toko kue langganan sebenarnya, tapi di tengah perjalanan aku terpikat pada kerumunan yang mengundang selera untuk mampir. Selintas kulihat, di kiri dan kanan tempat ramai itu juga ada kafe dan kedai roti. Jadi tak terlampau salah jika aku sejenak berhenti dan mencari tempat parkir. Untung Swift yang kukendarai bukan tipe mobil besar, sehingga mudah mendapatkan tempat.

Rupanya sedang berlangsung seremoni pembukaan sebuah galeri, yang ditandai dengan pameran karya para pelukis muda Surabaya. Kulihat sepintas, ada Joko Pekik di ruang benderang itu: ikut berpameran atau hanya diminta pidato? Entahlah! Yang terbayang olehku adalah peristiwa serupa, yang akan berlangsung minggu depan di Ubud. Dan di tengah lingkaran para tamu, kuangankan si anggun Susan, dengan rambut dibiarkan terurai, bak burung merak yang tersenyum lebar memperkenalkan galerinya. Apa namanya tadi? Bingkai!

Aku turun dari mobil, melenggang masuk dalam kerumunan. Siapa pemilik galeri ini? Kalau Lanfang tahu, tentu ingin juga "cuci mata" di sini, apalagi dia sedang keranjingan mengapresiasi seni lukis, gara-gara pernah diminta oleh majalah untuk menulis liputan pameran di Balai Pemuda. Waktu itu dia mengeluh, karena tak tahu harus mulai dari mana untuk menilai lukisan.

"Aku iki isane nulis cerpen, lha kok dikongkon gawe resensi lukisan, yok opo sih?!" Ya. Aku ini bisanya cuma menulis cerpen, kenapa disuruh membuat apresiasi lukisan, bagaimana sih?!

Aku nyaris terpingkal melihat dia mencak-mencak. Tapi rasa ingin tahu dan semangat belajarnya cukup tinggi, sehingga waktu itu, selang sehari dia bisa bertemu dengan beberapa pelukis. Bahkan hari berikutnya dia berhasil membuat janji dengan seorang kurator untuk berbincang-bincang. Seharusnya kini ia berterima kasih kepada majalah wanita di Jakarta yang pernah memintanya untuk melakukan itu. Karena sekarang pikirannya lebih sensitif terhadap seni lukis dan grafis.

Sepuluh menit kuhabiskan waktu di galeri yang berinterior minimalis. Meskipun tampaknya tidak perlu menunjukkan undangan, tapi aku tentu bukan tamu yang dimaksud. Selanjutnya aku masuk ke kedai roti di sisi kanan, dan memenuhi pesanan Lanfang.

Sepanjang sisa jalan pulang, yang kupikirkan adalah cara pergi ke Bali. Meskipun Surabaya tak terlampau jauh dari Bali, rencana ke sana di luar tugas kantor tentu akan memancing keinginan Lanfang untuk ikut. Itu tak boleh terjadi! Tidak mungkin mempertemukan dua perempuan yang kusayang itu dalam satu ruang dan waktu. Bukan khawatir akan menjadi gagasan buruk sebuah novel bagi Lanfang, tetapi pasti menyebabkan tiupan badai yang kemudian merubuhkan perkawinan.

Jadi, mesti ada perjalanan dinas ke Bali! Barangkali, agar tidak terlampau mencurigakan, isu itu harus kuembuskan ke telinga Lanfang sejak dini. Nanti malam, sebelum bercinta. Dengan demikian, tidak terkesan sebagai kepergian mendadak. Tapi… astaga, bukankah benak perempuan sering dihuni oleh akal yang fantastik? Bisa jadi, karena waktunya masih lama, Lanfang membongkar tabungan dan berinisiatif untuk ikut. Dengan cara itu, biaya penginapannya gratis, bukan?

Keringat mengembun di keningku. Tiba-tiba pendingin udara dalam mobil terasa tak sesejuk biasanya. Mungkin sebaiknya kusampaikan sehari menjelang keberangkatan. Sambil pura-pura mengeluh: kenapa perusahaan tidak pernah mempertimbangkan karyawan, seenaknya saja menugaskan keluar kota tanpa perencanaan yang matang. Aha, aku tersenyum membayangkan reaksi Lanfang, yang akan menghibur dengan: "Ya sudahlah, namanya juga tugas. Tentu ada hal yang bersifat urgent di sana." Seraya mengelus pipiku. Dan aku akan memeluknya dengan manja seperti bayi.

Tapi tarikan pipiku berubah. Senyumku beralih rasa cemas. Bagaimana jika Lanfang justru menyikapi dengan kalimat seperti ini: "Ya sudah, biar tidak suntuk di sana, aku ikut menemani. Malamnya kan bisa jalan-jalan ke kafe di Legian atau Kuta."

Belokan terakhir menjelang tiba di rumah mendadak terasa tidak nyaman. Padahal tak ada "polisi tidur" di situ. Tapi aku berharap jarak yang kutempuh masih panjang dan perlu beberapa lampu merah. Agar sempat mengatur strategi yang paling masuk akal. Namun pikiran itu tercerabut sewaktu telepon selularku bergetar. Susan!

"Hai, aku lupa meneleponmu! Tadi ada kawan yang tanya ini-itu soal acara di Ubud. Biar murah aku menggunakan event organizer milik teman SMP-ku."

"O, no problem. Kebetulan aku sudah di jalan raya."
"Ya sudah, aku paling benci melihat orang mengemudi sambil telepon. Sampai besok, ya. Mmmuah!"

Rasanya pipiku jadi basah oleh sentuhan bibirnya. Kuembuskan napas keras-keras dan mengharap rasa nyaman masuk ke dalam hati. Pagar rumah sudah di depan mata. Langit mulai gelap, lampu-lampu teras di kompleks perumahan sudah menyala. Dan seperti biasa, pembantu segera menarik-geser gerbang besi yang warnanya sudah mulai pudar. Aku memarkir mobil ke carport.

"Ingat pesananku?" Lanfang menyambut di pintu.
"Tentu, Cantik." Kuangkat tinggi-tinggi oleh-oleh titipannya.

"Terima kasih." Dipeluknya aku, meskipun aroma tubuhku tak sesegar tadi pagi. Lalu jemarinya membuka dasi dari leherku. Mudah-mudahan itu bukan caranya mencari harum parfum lain yang mungkin menempel di bajuku. Mudah-mudahan.

Yang tak ingin terjadi adalah: Lanfang menemukan undangan Susan. Aku mesti menyimpannya di tempat yang jauh dari jangkauan Lanfang.
***
AKU akan datang sehari sebelum grand opening Galeri Bingkai, yang ternyata letaknya tak jauh dari Galeri Rudana. Tempat yang sungguh rupawan dan sesuai dengan selera Susan. Dia seorang pemilih yang baik. Dia pula yang memilihkan hotel ketika aku bertugas ke Solo.

"Kamu harus menginap di Lor In," usulnya. Karena tempat itu memiliki banyak taman yang khas gaya Bali. Walaupun, ketika sudah melebur di kamar tidur yang luas, nyaris tak berbeda dengan hotel lain. Ingatanku justru selalu tersangkut pada rambut Susan yang berulang kali memenuhi wajahku. Biasanya kesibukan yang membuat tubuh kami lembab itu akan berakhir dengan aroma terapi di seluruh kamar mandi. Harum cendana memenuhi bath-tub.

"Cantik, akhir-akhir ini kamu begitu sibuk." Aku menelepon Lanfang dari kantor.
"Ya. Dalam seminggu ini aku harus sudah selesai memeriksa dan memberikan persetujuan pada calon bukuku sebelum naik cetak. Kenapa?"

"Besok aku tugas ke luar pulau. Ke Lombok, tapi mungkin singgah di kantor cabang Bali dulu. Aku belum sempat membereskan kopor, bisa minta tolong?"

"Oke, tak masalah. Kok mendadak? Berapa hari?"
"Baru kudapat surat tugasnya tadi siang. Sekarang aku harus mengambil tiket sendiri ke agen. Sekitar tiga-empat hari, tergantung bagaimana kondisi network di Lombok."

"Yo wis, ojo bengi-bengi mulihe. Kamu perlu istirahat malam ini."
Tentu tidak akan larut malam, karena sebenarnya tiket sudah kupegang. Tapi yang penting aku tahu, Lanfang begitu sibuk membaca ulang naskahnya yang sudah di-setting.

Rasanya tadi Lanfang mengingatkan agar aku cukup istirahat malam ini. Tetapi yang dilakukan berbeda dengan sarannya. Ia menandai halaman buku yang sedang dibaca, menyurutkan lampu kamar hingga temaram, lalu masuk ke bawah selimutku. Cumbuannya selalu dimulai dari bibir. Mungkin untuk mengingatkanku bahwa ia sesungguhnya tak hanya cerewet, tapi juga cekatan ketika pekerjaan larut malamnya dilakukan tanpa kata-kata.

Sebelum tertidur, Lanfang membiarkan wajahku menyusup ke lehernya. Ke dekat urat nadinya. Setidaknya ia tahu bahwa napasku terembus penuh cinta. Tetapi besok, begitu tiba di Denpasar, kutelepon Lanfang seperlunya, selanjutnya aku akan menggunakan nomor lain. Hanya Susan yang tahu nomor itu. Bagaimanapun, berdusta itu mendebarkan!
***
AKU memarkir mobil yang kupinjam dari kantor cabang di Bali. Senja baru saja lenyap. Kudengar musik sayup gamelan Bali. Rupanya Susan telah mengemas suasana menjadi begitu etnik. Kulihat dinding teras galeri mungil itu dibuat dengan batu paras. Lantai batu alam membuat kesan natural lebih mendalam. Cahaya lampu yang menyiram beranda langsung memperlihatkan wajahku, sehingga Susan yang --seperti telah kuduga sebelumnya-- anggun dengan rambut terurai dan mengenakan kain corak Bali, menoleh ke arahku. Senyumnya merekah. Aku melihat matanya berbinar.

"Oke, teman-teman, para undangan dan wartawan, kekasih yang kutunggu sudah tiba. Kita akan mulai acaranya…"
Aku agak kikuk, namun Susan meleburnya dengan pelukan yang begitu mesra. Ada beberapa bule yang hadir di sana. Justru membuat Susan tidak merasa sungkan mencium bibirku. Dan entah kenapa, para wartawan itu begitu gemar dengan hal-hal yang berlangsung sebentar tetapi berdenyar. Mereka memotret. Sejenak mataku silau.

Namun ketika pelukan Susan lepas dan aku mencoba mengitarkan pandangan, di antara pengunjung kulihat seseorang yang sangat kukenal. Mataku masih terpengaruh oleh kilat lampu blitz. Tapi tidak mungkin lupa wajah istriku.

Lanfang ada di sudut itu! Dengan sebuah kamera digital di tangannya. Wajahnya tertegun. Atau terpesona? Tapi parasnya memucat.
"Baiklah," ujar master of ceremony. "Kita akan mendengar awal gagasan mengenai Galeri Bingkai. Silakan Susan bercerita untuk kita…"

Selanjutnya telingaku tidak menangkap kata-kata Susan, karena segera bergegas mengejar Lanfang yang beringsut begitu cepat ke arah pintu keluar. Aku mengutuk diriku yang mengganti nomor handphone. Pasti ia telah mencoba menghubungiku sejak kemarin. Apakah aku juga harus mengutuk majalah yang memintanya meliput acara ini? Bukankah dia sedang sibuk dikejar batas waktu oleh penerbit bukunya?

"Lanfang!" aku memanggil.
Di luar sunyi, tapi tidak dengan degup jantungku yang gemuruh.

"Nama Bingkai kupilih karena…." Suara Susan semakin sayup. Sementara di taman yang separuh gelap itu, aku mencari degup jantung Lanfang. ***
Jakarta, 10 Desember 2005

Bagaimana Cara Membuat Air Terjun Kecil

Suara air mengalir yang dikenal memiliki efek menenangkan dan menenangkan, terutama jika Anda merasa stres atau cemas dari hari yang panjang di kantor. Ini adalah salah satu alasan mengapa menambahkan air terjun kecil untuk kebun rumah adalah populer di kalangan pemilik rumah di seluruh dunia.

Baik dekoratif dan terapi, menambahkan air terjun kecil untuk kebun Anda, indoor atau outdoor, adalah investasi yang layak. Namun, jika Anda yang ketat pada anggaran dan ingin membuat air terjun anda sendiri, anda dapat melakukan hal itu dengan mengikuti langkah-langkah:

* Membuat rencana dan memilih lokasi. Sebelum bekerja pada proyek air terjun Anda, pertama-tama penting untuk duduk dan membuat rencana untuk proyek Anda. Rencana Anda harus menyertakan desain air terjun Anda, bahan-bahan yang Anda butuhkan, ukuran air terjun Anda akan membuat, dan lokasi di mana air terjun Anda akan terletak di – di dalam rumah atau di luar rumah di kebun Anda. Lokasi merupakan faktor kunci dalam perencanaan proyek air terjun Anda karena menentukan seberapa besar atau kecil air terjun harus dan juga berperan dalam hasil keberhasilan proyek Anda.
* Beli hanya bahan terbaik. Setelah Anda telah mengatur rencana Anda, Anda sekarang dapat melanjutkan ke pembelian bahan yang akan Anda butuhkan. Dalam membeli bahan untuk proyek Anda, Anda harus mempertimbangkan dua faktor: biaya dan kualitas. Ingat bahwa tidak semua material yang mahal yang berkualitas tinggi, dan tidak semua bahan murah berkualitas rendah. Untuk mengetahui mana untuk mendapatkan penawaran terbaik untuk bahan-bahan yang Anda butuhkan, itu adalah ide bagus untuk meminta teman atau tetangga yang memiliki air terjun di kebun mereka untuk saran. Mereka juga dapat memberikan ide-ide tentang bagaimana berimprovisasi untuk beberapa bahan-bahan untuk membantu Anda menghemat uang tanpa mengorbankan kualitas proyek Anda.
* Bersiap-siap untuk menggali. Setelah Anda memiliki semua bahan Anda siap, Anda sekarang dapat memulai proyek air terjun Anda. Mengukur ukuran air terjun dan kolam Anda berencana untuk melakukan perlawanan ruang di mana Anda ingin tempat itu. Tandai dimensi di tanah sehingga Anda dapat menggali ukuran akurat. Memiliki meter tongkat siap untuk membantu Anda menentukan kedalaman lubang yang Anda butuhkan untuk menggali kemudian mulai menggali. Landscapers menyarankan bahwa Anda harus menggali sebuah kolam yang satu setengah kali lebih besar dari air terjun yang sebenarnya ingin Anda buat. Setelah Anda telah menggali kolam Anda, sejalan dengan batu, kerikil atau kerikil.
* Dapatkan air yang mengalir. Setelah Anda telah mengatur kolam Anda, tidak saatnya untuk menginstal pompa air terjun Anda. Petunjuk Instalasi disertakan dengan kotak pompa. Ikuti petunjuk dengan cermat untuk menghindari masalah saat mendapatkan perangkat untuk memompa air untuk air terjun Anda. Pastikan bahwa semua wirings listrik yang diperlukan untuk menjalankan pompa dipasang secara aman untuk menghindari kecelakaan.

Setelah semuanya ada di tempat, tweak desain Anda sesuai dengan bagaimana Anda ingin air mengalir. Anda juga bisa menambahkan tanaman air kecil dan aksesoris lainnya untuk mempercantik air terjun Anda. Sorot air terjun proyek dengan menambahkan lampu sorot kecil yang akan menampilkan itu selama malam hari.

Cara Membuat Sabun Pencuci Piring

ei...kawan.. selagi harga barang naik...ngga da salahnya

kalo kita berkreativitas yang dapat b'guna dan mbantu

meringankan bebean ekonomi kita... nah..yang satu ini

buat ibu rumah tangga yang mo nyuci piring ada tips yang

kretif bagi anda...he..he..he...

bahan :

tepol 70cc
air bersih 250cc
soda ash 25gr
Natrium Clorida 15gr
pewarna makanan secukupnya
Bibit minyak wangi secukupnya


nie...cara membuatnya :
1. masukkan bahan no.2 ke tempat tepol, aduk hingga

merata. kemudian larutkan lagi bahan no.3 serta aduk

hingga bahan-bahan tersebut merata dan mencampur.

2.bahan no.5 dan no.6 kita masukkan kedalam larutan

tersebut diatas.

3.masukkan bahan no.4 sedikit demi sedikit. bila

pengadukan sudah terasa berat aduk terus sebab dengan

itu larutan akan menjadi cair dan siap pakai.

Cara Membuat Sabun Mandi

Membuat sabun mandi sendiri ternyata lebih asik dan jauh lebih bermanfaat daripada membeli sabun mandi di pasaran, sebab dengan membuat sabun sendiri, kita tahu apa saja kandungan yang ada dalam sabun tersebut.
Sabun mandi yang biasa kita pakai atau banyak di pasaran memakai bahan dasar SLS (Sodium Lauryl Sulfate). SLS ini adalah bahan yang dipakai untuk membuat detergent. SLS disebut juga surfactant (agen pembersih). Faktanya SLS juga dipakai untuk bahan pembersih lantai.
Kenapa pakai SLS? karena produsen bisa membuat sabun dengan harga yang murah.

Sabun natural mengandung gliserin alami yang sangat bermanfaat untuk menjaga kelembaban kulit, mencegah kulit menjadi kering. Anda tidak perlu memakai hand body lotion lagi, karena dengan memakai sabun natural kulit halus sepanjang hari.
* info dari http://heniez.multiply.com/journal/item/14

Cara Membuat Sabun Mandi akan diterangkan sebagai berikut:
**sumber dari http://ketrampilanhomeindustry.blogspot.com/2008/12/cara-membuat-sabun-mandi.html

Bahan-Bahan yang dibutuhkan :

1. Minyak atau Lemak – Hampir semua minyak / lemak alami bisa dibuat menjadi sabun. Contoh: Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun, Minyak Jagung, Minyak Kedelai…
2. NaOH / KOH – Untuk mengubah minyak / lemak menjadi sabun mandi.
3. Air – Sebagai katalis/pelarut. Pilih air sulingan atau air minum kemasan. Air dari pam tidak bagus, banyak mengandung mineral.
4. Essential dan Fragrance Oils – Sebagai pengharum.
5. Pewarna – Untuk mewarnai sabun. Bisa juga memakai pewarna makanan.
6. Zat Aditif – Rempah, herbal, talk, tepung kanji/maizena dapat ditambahkan pada saat “trace”.

Alat-alat yang dibutuhkan :

1. Sebuah masker sederhana - Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH saja.
2. Kacamata - Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH saja.
3. Sepasang sarung tangan karet - Dipakai selama pembuatan sabun.
4. Botol plastik - Untuk wadah air.
5. Timbangan dapur (dengan skala terkecil 1 atau 5 gram).
6. Kantong plastik kecil - Untuk menimbang NaOH/KOH.
7. Sendok stainless steel atau plastik-polipropilen - Untuk menuangkan NaOH / KOH dan mengaduknya.
8. Wadah dari gelas atau plastik-polipropilene - Untuk tempat larutan NaOH/KOH dengan air.
9. Wadah dari plastik - Untuk menimbang serta tempat air dan minyak.
10. Kain - Untuk menutup cetakan setelah diisi sabun.
11. Plastik tipis - Untuk melapisi cetakan.
12. Cetakan.
13. Blender dengan tutupnya.
14. Kain - Untuk menutup blender.

Cara pembuatan :

Siapkan cetakan. Cetakan bisa apa saja. Bisa loyang yang diminyaki, baki plastik yang dialasi plastik tipis atau pipa PVC yang diminyaki. Siapkan cetakan yang cukup untuk menampung semua hasil pembuatan sabun.
Cetakan: Untuk cetakan anda bisa menggunakan kayu atau karton yang dilapisi plastik tipis, bahkan pipa PVC bisa dipakai. Jika menggunakan pipa PVC tutup bagian bawah dengan plastik yang diikat dengan karet gelang, semprotkan minyak ke dalamnya, tuangkan hasil sabun. Setelah mengeras buka tutupnya, dorong lalu potong akan menghasilkan sabun yang bulat.

Timbang air dan NaOH / KOH, sesuai dengan Resep. Larutkan NaOH / KOH ke dalam air sejuk / dingin (Jangan menggunakan wadah aluminium. Gunakan stainless steel, gelas pyrex atau plastik-poliproplen). Jangan menuangkan air ke NaOH / KOH. Tuangkan NaOH / KOH ke dalam air sedikit demi sedikit. Aduk higga larut. Pertama-tama larutan akan panas dan berwarna keputihan. Setelah larut semuanya, simpan di tempat aman untuk didinginkan sampai suhu ruangan. Akan didapatkan larutan yang jernih.

Timbang minyak (Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun, Minyak Jagung, Minyak Kedelai...) sesuai dengan Resep.
Tuangkan minyak yang sudah ditimbang ke dalam blender.
Hati hati tuangkan larutan NaOH / KOH ke dalam minyak.

Pasang cover blender, taruh kain di atas cover tadi untuk menghindari cipratan dan proses pada putaran terendah. Hindari jangan sampai menciprat ke muka atau badan anda. Hentikan blender dan periksa sabun untuk melihat tahap “trace”. “Trace” adalah kondisi dimana sabun sudah terbentuk dan merupakan akhir dari proses pengadukan. Tandanya adalah ketika campuran sabun mulai mengental. Apabila disentuh dengan sendok, maka beberapa detik bekas sendok tadi masih membekas, itulah mengapa dinamakan “trace”.

Pada saat “trace” tadi anda bisa menambahkan pengharum, pewarna atau aditif. Aduk beberapa detik kemudian hentikan putaran blender.

Tuang hasil sabun ini ke dalam cetakan. Tutup dengan kain untuk insulasi. Simpan sabun dalam cetakan tadi selama satu hingga dua hari. Kemudian keluarkan dari cetakan, potong sesuai selera. Simpan sekurang-kurangnya 3 minggu sebelum dipakai.
di 09:20

Air adalah sumber kehidupan. Kita tak bisa membayangkan jika sehari saja kita hidup tanpa air! Tentu saja tubuh kita akan kekurangan cairan (dehidrasi), tanaman akan mati, hewan-hewan juga kehausan, baju-baju kotor juga tidak bisa kita cuci, dan masih banyak lagi kerugian-kerugian lain bagi manusia jika tidak ada air.

Di pedesaan, sering kita dengar para petani bertengkar atau bahkan hampir saling membunuh gara-gara berebut air untuk mengairi sawah mereka. Ya, itulah air, sumber kehidupan manusia.

Berkaitan dengan air ini, masalah yang sering dihadapi oleh manusia adalah menemukan air yang bersih. Sungai-sungai yang ada di sekitar kita (khususnya di daerah saya) saat ini sudah benar-benar tercemar, apalagi mungkin di daerah metropolitan seperti Jakarta.

Pemerintah telah membuat suatu lembaga yaitu PDAM sebagai penyedia air bersih untuk masyarakat Indonesia. Namun, tidak semua masyarakat Indonesia menggunakan layanan PDAM untuk mendapatkan air bersih. Sebagian besar menggunakan sumur untuk mendapatkan air bersih tersebut.

Banyak sekali sekarang ini masyarakat yang membuat sumur bor untuk mendapatkan air bersih untuk kehidupan sehari-hari, di samping ada juga yang masih menggunakan sumur biasa.

Apakah dengan membuat sumur masalah untuk mendapatkan air bersih dan jernih serta aman untuk dikonsumsi telah teratasi? Ternyata tidak! Tidak semua sumur dibuat menghasilkan air sebagaimana disebutkan di atas. Hal ini terjadi karena kandungan zat-zat yang ada dalam tanah masing-masing tempat berbeda-beda. Penyebabnya tentu saja (menurut pendapat saya sebagai orang awam dalam bidang ini he….) karena pencemaran lingkungan. Untuk yang ingin lebih menambah wawasan tentang pencemaran lingkungan, silahkan kunjungi blog : biodenti.wordpress.com

Air yang dihasilkan dari sumur-sumur tersebut tidak semuanya dapat diminum, tidak semuanya pula airnya jernih. Contohnya di rumah saya he….. air sumur yang ada di rumah saya warnanya kuning, jadi bila dipakai untuk mandi rasanya ngga seger-seger karena katanya sih kandungan zat besinya banyak. Kalau lama kelamaan kita mandi pakai air itu, kuku-kuku pada kaki dan tangan kita warnanya jadi agak kekuning-kuningan. Bagaimana dengan gigi ???? Untuk saja pengaruh tersebut tidak berlaku pada gigi jadi gigi saya tetap putih cemerlang he…..

Saya udah coba berbagai cara untuk mengatasinya, dari mulai memakai Toas (saya ngga tahu pembaca ngerti ato ngga istilah toas, tapi saya ngga tahu nama lainnya, soalnya di daerahnya disebut toas) hingga memodifikasi bentuk sumur menjadi seperti gambar berikut :

Dengan memodifikasi sumur menjadi seperti gambar di atas, hasilnya lumayan airnya menjadi agak jernih dan gumpalan-gumpalan lumutnya menjadi berkurang, namun airnya masih saja agak kekuning-kuningan.

Saya sempet stress karena air ini, sudah dicoba berbagai cara namun masih saja hasilnya kurang memuaskan.

Akhirnya saya coba sekali lagi menggunakan Sitrun (Citric Acid), saya masukkan Sitrun tersebut dua bungkus ke dalam sumur dan ternyata hasilnya benar-benar di luar dugaan saya, airnya jernih sekali dan kalau dipake mandi bener-bener terasa segaaaaa……aaaar. Silahkan bagi saudara-saudaraku yang mempunyai masalah yang sama, tidak ada salahnya untuk dicoba. Namun, saya tidak menjamin ini akan berhasil juga di tempat saudara. Soalnya ini bukan hasil penelitian ilmiah, tapi ini ide dari seorang yang awam tentang yang begituan he……. Entah emang kebeneran atau emang itu solusinya yang jelas alhamdulillah air di rumah saya sekarang benar-benar jernih

es cendol

Bahan:

* 125 gram tepung beras
* 50 gram tepung sagu
* 75 cc air daun pandan/suji
* 450 cc air
* garam secukupnya

Bahan pelengkap:

* 200 gram gula jawa, rebus dengan 125 cc air sampai larut dan kental (sirup gula merah)
* 500 cc santan dari ½ butir kelapa, peras dengan air matang

Cara Membuat:

* Campur tepung beras dan sagu menjadi satu lalu cairkan dengan sebagian air.
* Didihkan sisa air dengan garam dan air daun pandan/suji.
* Masukkan cairan tepung ke dalam air yang sudah mendidih tadi, aduk rata, masak hingga matang dan kental.
* Saring adonan cendol dengan saringan cendol (berbentuk bulat-bulat pada permukaan saringannya) sambil ditekan-tekan sehingga ke luar dalam bentuk bulat pendek-pendek. Tampung cendol yang sudah disaring dalam baskom yang berisi air matang yang diisi es batu. Jika cendol sudah mengeras, saring, sisihkan.
* Cara menghidangkan: masukkan cendol ke dalam gelas, tuang sirup gula merah dan santan. Tambahkan dengan es batu atau es serut.

Untuk 4-5 gelas.

cara menbuat Plastik dari Kentang

KOMPAS.com — Pernahkah Anda berpikir bahwa kentang bisa dibuat menjadi plastik? Tentu banyak orang berpikiran, mustahil itu terjadi. Namun, bagi enam siswa SMAN 48 Jakarta, hal itu tidak mustahil. Melalui berbagai penelitian dan uji coba laboratorium, akhirnya mereka mampu menciptakan plastik dengan bahan dasar kentang.

Penemuan luar biasa ini telah mengantarkan tim SMAN 48 Jakarta menjadi juara pada Kompetisi Think Quest International 2011 yang diikuti sekitar 33.000 orang dalam 7.603 tim dari 52 negara. Penyerahan hadiahnya akan dilakukan di San Fransisco Bay Area, Amerika Serikat, Oktober 2011.

Penemuan plastik kentang ini berawal dari coba-coba dan sekadar mengaplikasikan teori yang mereka dapat di sekolah.

Bentuk, desain, dan ketebalan plastik yang mereka buat belum terukur secara jelas. Namun, temuan mereka telah membuka cakrawala baru bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Elastisitas plastik yang mereka buat dengan bahan dasar kentang ini sangat mirip dengan plastik pabrikan.

Selain berhasil membuat plastik dari kentang yang mereka sebut bioplastik, tim yang terdiri dari Villa Yohana (16), Muhammad Labib Nauvaldi (16), Ikhsan Habibi (15), Tuwendy (16), Faisal Arsya (16), dan Ben Hadi Pratama (15)—keenamnya kini duduk di kelas XI jurusan IPA—ini juga membuat kertas berbahan baku pelepah bambu.

Kertas yang dihasilkan dari pelepah bambu itu nyaris sama dengan kertas daur ulang yang sering kita lihat: berwarna coklat dan memiliki serat yang tebal.

Menurut Ben Hadi Pratama, anggota tim, ide awal membuat kertas dari bambu berasal dari Villa dan ide pembuatan plastik dari kentang ditawarkan oleh Labib.

"Awalnya, kami masih tanda tanya, apa benar bisa, soalnya hanya berdasar teori dan literatur. Lalu, kami praktikkan sekaligus melakukan penelitian atas prosesnya. Kalau berhasil kenapa, kalau tidak berhasil kenapa," kata Ben yang diiyakan kelima temannya. Dari situlah mereka menyempatkan diri tiap hari berkutat di laboratorium kimia sekolah mereka dan akhirnya berhasil.

Proses pembuatan plastik dari kentang dan pembuatan kertas dari pelepah bambu ini ternyata tidak terlalu rumit dan bisa dilakukan di rumah. Kepada Warta Kota, tim ini sempat menunjukkan dan mempraktikkan cara pembuatannya di laboratorium kimia sekolah.

Proses pembuatan plastik kentang

Untuk membuat plastik dari kentang, beberapa kentang mentah dicuci bersih, lalu diparut hingga agak halus. Parutan kentang itu dicampur air secukupnya dan diulek agar lebih halus. Setelah itu, parutan kentang disaring untuk membuang airnya sehingga hanya tersisa endapan putih, yakni sari pati kentang.

Sari pati kentang ini lalu dicuci lagi dan kembali disaring. Tunggu hingga mengendap. Endapan berupa tepung pati kentang ini lalu dicampur HCL atau asam cuka atau cuka dapur, gliserin, dan air secukupnya. Lalu, campuran pati kentang, HCL, gliserin, dan air ini dipanaskan di atas api sedang selama 15 menit sambil terus diaduk. "Nanti hasilnya akan seperti gel berwarna putih," kata Ben.

Gel dari sari pati kentang ini lalu ditetesi NaOH (natrium hidroksida) atau soda api, setetes demi setetes, lalu dites dengan ditempelkan ke kertas lakmus warna pink. Jika kertas lakmus itu berubah warna menjadi merah, tetesan soda api harus ditambah. "Sampai kertas lakmusnya berwarna biru atau hijau," kata Ben.

Jika gel yang ditetesi NaOH saat dites di kertas lakmus warna pink berubah menjadi biru atau hijau, gel ini siap menjadi plastik. Gel lalu siap dibentuk atau dituang di cetakan dan dijemur selama beberapa jam atau paling lama sehari sampai mengering. Setelah mengering, gel itu berubah menjadi plastik bening.

Kertas dari bambu

Proses pembuatan kertas dari pelepah bambu juga cukup sederhana. Pelepah bambu atau kulit pembalut batang bambu dicuci dan dipotong kecil-kecil, lalu dicampur dengan NaOH (natrium hidroksida) atau soda api dan direbus di atas api sedang selama dua jam. Sambil direbus, potongan pelepah bambu itu diaduk dengan pengaduk kayu. "Kalau pakai pengaduk berbahan metal, akan timbul sifat korosif, soalnya kan ada NaOH-nya," kata Vilia.

Setelah dua jam direbus, potongan pelepah bambu kembali dibersihkan dan dicuci, lalu dicampur dengan lem kertas secukupnya sambil diblender hingga menjadi bubur kertas. Bubur kertas ini siap dicetak dengan screen dan dibiarkan mengering beberapa jam. "Setelah kering, tinggal diambil dari screen dan jadilah kertasnya," tutur Vilia.

Kertas buatan Vilia dan kawan-kawan ini nyaris sama dengan kertas hasil daur ulang. Kertas mereka berwarna coklat dan memiliki serat yang tebal. "Kami sedang cari cara untuk membuatnya berwarna putih. Mungkin dicampur dengan pemutih baju atau klorin," katanya. Selain membuat kertas dari pelepah bambu dan bioplastik dari kentang, mereka juga menawarkan pembuatan kertas dari alga merah atau ganggang laut. "Kami tahu dari literatur bahwa kandungan seratnya tepat buat dijadikan kertas," ujarnya. (bum)

Membuat sabun mandi sendiri (part-1)

Membuat sabun mandi sendiri, ternyata lebih bermanfaat daripada membeli sabun mandi di pasaran, sebab dengan membuat sabun sendiri, kita tahu apa saja kandungan yang ada dalam sabun tersebut. Pernahkah kita berpikir bahwa kalau kita mandi dengan sabun yang dijual di pasaran sama saja kita mandi memakai Rin**, At**ck atau So K**n ? hehehe... Kalau gitu mandinya sekalian aja nyemplung ke mesin cuci.....

Tapi bener lho.... kalau dipikir- pikir, harga sabun mandi di pasaran itu khan berkisar antara Rp.1000 - 3000, nah..dengan harga tersebut, kira - kira sabun tersebut terbuat dari apa saja?, udah gitu masih pake iming - iming kulit kita bisa seputih kulit wanita Jepang, lha...emang dari sononya perempuan Jepang putih-putih.

Kembali ke sabun, kalau menurut beberapa website yang pernah aku baca, sabun mandi di pasaran memakai bahan dasar SLS (Sodium Lauryl Sulfate), nah.. SLS ini adalah bahan yang dipakai untuk membuat detergent. SLS disebut juga surfactant (agen pembersih). Dan jangan lupa ..... SLS juga dipakai untuk bahan pembersih lantai, lengkap sudah.....

Kenapa pakai SLS, ya itu tadi.... produsen bisa membuat sabun dengan harga yang murah. Kualitas?... kumaha aing, hehehe...

Kalau sabun yang aku bikin ini disebut sabun natural, memakai lima jenis minyak yang sangat bermanfaat untuk kulit, antara lain minyak zaitun, minyak kedelai, minyak kelapa, minyak sawit dan minyak castor, plus sedikit beeswax (lilin madu). Untuk aromanya ditambahkan Vanilla fragrance, warna coklat adalah warna alami yang keluar dari sabun itu sendiri.

Sabun natural juga mengandung gliserin alami yang sangat bermanfaat untuk menjaga kelembaban kulit, mencegah kulit menjadi kering. Anda tidak perlu memakai hand body lotion lagi, karena dengan memakai sabun natural kulit halus sepanjang hari.....

Ingin membuat sabun mandi sendiri silakan baca postingan saya di sini

komodo


Dunia


Komodo, Wakil Indonesia di 7 Keajaiban Dunia
Dari 28 kandidat, akan dipilih tujuh keajaiban dunia yang paling banyak mendapat suara.
Selasa, 29 Juni 2010, 17:37 WIB
Muhammad Firman, Harriska Farida Adiati
Komodo (Antara/Puspa Perwitasari)

VIVAnews - Fase ketiga kompetisi tujuh keajaiban dunia atau New7Wonders of Nature sudah dimulai. Pulau Komodo, satu-satunya wakil Indonesia dalam ajang tersebut berada dalam kelompok 14 besar dari total 28 finalis.

Pulau Komodo sudah melewati dua fase sebelumnya dengan sukses. Fase pertama, berlangsung sejak Desember 2007 hingga 7 Juli 2009, dilakukan untuk memilih 77 nominasi. Kemudian, dari 77 nominasi tersebut terpilih 28 kandidat finalis yang diumumkan pada 21 Juli 2010.

Dari 28 kandidat finalis resmi tersebut, akan dipilih tujuh keajaiban dunia yang paling banyak mendapat suara dari berbagai negara di dunia. Pengumuman tujuh keajaiban dunia tersebut akan dilaksanakan pada 11 November 2011.

Pulau Komodo, yang jadi andalan Indonesia dalam ajang New7Wonders of Nature punya keunggulan di banding lokasi-lokasi lainnya, apalagi kalau bukan komodo, satwa langka yang dipercaya sebagai ‘dinosaurus terakhir’ di muka bumi.

Taman Nasional Komodo yang meliputi Pulau Komodo, Rinca and Padar, ditambah pulau-pulau lain seluas 1.817 persegi adalah habitat asli komodo. Taman Nasional Komodo didirikan pada 1980 untuk melindungi kelestarian komodo. Tak hanya hewan langka tersebut, Taman Nasional Komodo juga untuk melindungi berbagai macam satwa, termasuk binatang-binatang laut.

Masyarakat dunia bisa memilih lokasi-lokasi mana yang layak berstatus keajaiban baru dengan mengunjungi situs www.new7wonders.com. Menurut Ketua New7Wonders, Bernard Weber, diharapkan satu miliar penduduk dunia akan berpartisipasi dalam voting.

Seperti dikutip dari laman New7Wonders, Selasa 29 Juni 2010, dalam kelompok 14 besar, selain Pulau Komodo, terdapat Sungai Amazon, Laut Mati, Grand Canyon, Halong Bay, Jeita Grotto, Puerto Princesa, Angel Fallas, Galapagos, Great Barrier Reef, Iguazu Falls, Jeju Island, Maldives (Maladewa), dan Vesuvius. (art)
• VIVAnews

manusia ural

“Ular adalah binatang yang ‘bodoh’, dengan indera dan alat gerak yang terbatas, namun mereka luar biasa hebat”

Ular adalah salah satu binatang yang paling ditakuti oleh manusia. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari anggapan bahwa semua ular memiliki bisa, perasaan jijik, hingga orang-orang yang bahkan tidak tahu alasannya takut dengan ular. Sebagai bagian dari rantai makanan, ular memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem. Mungkin di sekolah dasar kita sering mendengarkan materi betapa besar jasa ular yang telah memangsa tikus, sehingga sawah Pak Tani bebas dari hama.

Di dunia sendiri ada sekitar 1800 spesies ular dan ratusan jenisnya ada di Indonesia. Hal ini tidak mengherankan mengingat Indonesia adalah negara tropis sehingga memiliki vegetasi yang relatif banyak. Vegetasi ini menjadi habitat bagi satwa-satwa termasuk ular. Oleh karena itu di Indonesia ular hampir bisa ditemukan dimana-mana termasuk di pemukiman warga.Ketakutan terhadap ular sebetulnya hal yang wajar, mengingat ular adalah salah satu binatang yang berbahaya. Beberapa dari mereka memiliki racun, dan jenis ular besar seperti sanca dan boa mampu melilit mangsanya hingga tewas. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua ular mematikan. Ular cenderung menghindar ketika berjumpa dengan manusia. Mereka menyerang jika dalam kondisi terancam.

Ada beberapa penelitian menarik mengenai ketakutan seseorang terhadap ular. Judy S. DeLoache and Vanessa LoBue dari Universitas Virginia menemukan fakta bahwa ketakutan terhadap ular merupakan hasil evolusi manusia sebagai bagian dari mamalia. Ketakutan merupakan bentuk pertahanan diri manusia menghindari risiko yang mungkin mengancam keselamatan dirinya. Misalnya orang yang berteriak histeris melihat ular sebetulnya merupakan reaksi pertahanan diri dengan harapan agar ada orang lain yang menyelamatkan dirinya. Kedua peneliti tersebut menggunakan subjek bayi yang berusia 1-2 tahun yang memperlihatkan ular melalui video maupun gambar dan membandingkannya dengan binatang lain melalui metode yang sama. Hasilnya adalah bahwa bayi mengurangi intensitas melihat tayangan ular jika dibandingkan dengan binatang lain seperti jerapah. Tentu sulit menerima bahwa reaksi ini merupakan bentuk ketakutan. Namun perlu diketahui bahwa subjek adalah bayi yang memiliki perilaku lebih terbatas jika dibandingkan dengan orang dewasa termasuk perilaku takut. Secara umum hasil penelitian ini menegaskan bahwa perasaan takut terhadap ular merupakan naluri bawaan manusia sebagai mamalia. Mengingat ular juga memangsa mamalia :D

Selain itu ada penelitian tentang ketakutan terhadap ular yang dilakukan oleh Pavol Prokop, Murat Ozel, Muhammet UÅŸakc. Subjek dari ketiga peneliti ini adalah mahasiswa yang berasal dari Slovakia dan Turki. Beberapa temuan menarik adalah bahwa wanita ternyata memiliki tingkat ketakutan yang lebih tinggi terhadap ular jika dibandingkan dengan pria. Hal ini disebabkan oleh keyakinan pada diri wanita bahwa ia kurang mampu dalam menghadapi situasi yang membahayakan dirinya, salah satunya adalah kelemahan secara fisik. Selain itu wanita juga lebih percaya mitos mitos negatif mengenai ular Temuan kedua adalah bahwa mahasiswa yang berasal dari jurusan biologi memiliki tingkat ketakutan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan mahasiswa yang berasal jurusan lain. Hal ini disebabkan pengetahuannya terhadap makhluk hidup termasuk ular yang lebih realistis dan logis. Temuan ketiga adalah bahwa mahasiswa yang memiliki hewan peliharaan memiliki ketakutan yang lebih rendah terhadap ular jika dibandingkan mahasiswa yang tidak memelihara hewan peliharaan. Hal ini disebabkan memelihara hewan akan membuat seseorang memiliki pengetahuan tentang karakteristik hewan,meningkatkan intensitas hubungan sesuatu yang terkait dengan alam, serta menumbuhkan perasaan empati. Dan yang terakhir hasil dari penelitian ini adalah bahwa ketakutan terhadap ular juga dipengaruhi oleh sejauh mana wawasan, pengetahuan serta mitos-mitos yang ia percayai tentang ular.

Dari kedua penelitian di atas kita bisa menemukan bagaimana treatmen atau penanganan yang mungkin dilakukan agar ketakutan terhadap ular bisa dikurangi. Biasanya ada beberapa situasi yang mengharuskan kita berada di lingkungan yang membuat potensi kita bertemu dengan ular lebih tinggi. Misalnya pekerjaan sebagai tentara, tukang kebun, petugas kebun binatang, penjaga hutan dll. Tentu sangat merepotkan jika orang yang berprofesi seperti yang sudah disebutkan di atas, memiliki ketakutan yang luar biasa terhadap ular.

1. Eugena Dobois,
001-duboisDia adalah yang pertama kali tertarik meneliti manusia purba di Indonesia setelah mendapat kiriman sebuah tengkorak dari B.D Von Reitschoten yang menemukan tengkorak di Wajak, Tulung Agung.
• Fosil itu dinamai Homo Wajakensis, termasuk dalam jenis Homo Sapien (manusia yang sudah berpikir maju)
• Fosil lain yang ditemukan adalah :
Pithecanthropus Erectus (phitecos = kera, Antropus Manusia, H erectus 17Erectus berjalan tegak) ditemukan di daerah Trinil, pinggir Bengawan Solo, dekat Ngawi, tahun 1891. Penemuan ini sangat menggemparkan dunia ilmu pengetahuan.
• Pithecanthropus Majokertensis, ditemukan di daerah Mojokerto
• Pithecanthropus Soloensis, ditemukan di daerah Solo

Peta Penemuan Fosil Manusia Purba di Jawa Tengah – Jawa Timur
1. Sangiran
2 . Sambungmacan
3 . Sonde
4 . Trinil
5 . Ngandong
7 . Kedung Brubus
8 . Kalibeng
9 . Kabuh
10 . Pucangan
11 . Mojokerto (Jetis-Perning)
2. G.H.R Von Koeningswald


Hasil penemuannya adalah : Fosil tengkorak di Ngandong, Blora. Tahun 1936, ditemukan tengkorak anak di Perning, 1_Meganthropus_PalaeojavanicusMojokerto. Tahun 1937 – 1941 ditemukan tengkorak tulang dan rahang Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus di Sangiran, Solo.
3. Penemuan lain tentang manusia Purba :
Ditemukan tengkorak, rahang, tulang pinggul dan tulang paha manusia Meganthropus, Homo Erectus dan Homo Sapien di lokasi Sangiran, Sambung Macan (Sragen),Trinil, Ngandong dan Patiayam (kudus).
4. Penelitian tentang manusia Purba oleh bangsa Indonesia dimulai pada tahun 1952 yang dipimpin oleh Prof. DR. T. Jacob dari UGM, di daerah Sangiran dan sepanjang aliran Bengawan Solo.
Fosil Manusia Purba yang ditemukan di Asia, Eropa, dan Australia adalah :
• Semuanya jenis Homo yang sudah maju : Serawak (Malaysia Timur), Tabon (Filipina), dan Cina.
• Fosil yang ditemukan di Cina oleh Dr. Davidson Black, dinamai Sinanthropus Pekinensis.
• Fosil yang ditemukan di Neanderthal, dekat Duseldorf, Jerman yang dinamai Homo Neaderthalensis.
• Menurut Dubois, bangsa asli Australia termasuk Homo Wajakensis, sehingga ia berkesimpulan Homo Wajakensis termasuk golongan bangsa Australoid.
Jenis-jenis Manusia Purba yang ditemukan di Indonesia ada tiga jenis :
1. Meganthropus
2. Pithecanthropus
3. Homo
Jenis manusia Purba Pithecanthropus
Ciri-ciri manusia purba yang ditemukan di Indonesia :
1. Ciri Meganthropus :
• Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu
• Badannya tegak
• Hidup mengumpulkan makanan
• Makanannya tumbuhan
• Rahangnya kuat
2. Ciri Pithecanthropus :
• Hidup antara 2 s/d 1 juta tahun yang lalu
• Hidup berkelompok
• Hidungnya lebar dengan tulang pipi yang kuat dan menonjol
• Mengumpulkan makanan dan berburu
• Makanannya daging dan tumbuhan
3. Ciri jenis Homo :
• Hidup antara 25.000 s/d 40.000 tahun yang lalu
• Muka dan hidung lebar
• Dahi masih menonjol
• Tarap kehidupannya lebih maju dibanding manusia sebelumnya



CORAK KEHIDUPAN PRASEJARAH INDONESIA DAN HASIL BUDAYANYA
Hasil kebudayaan manusia prasejarah untuk mempertahankan dan memperbaiki pola hidupnya menghasilkan dua bentuk budaya yaitu :
• Bentuk budaya yang bersifat Spiritual
• Bentuk budaya yang bersifat Material
i. Masyarakat Prasejarah mempunyai kepercayaan pada kekuatan gaib yaitu :
• Dinamisme, yaitu kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap mempunyai kekuatan gaib. Misalnya : batu, keris
• Animisme, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang mereka yang bersemayam dalam batu-batu besar, gunung, pohon besar. Roh tersebut dinamakan Hyang.
ii. Pola kehidupan manusia prasejarah adalah :
• Bersifat Nomaden (hidup berpindah-pindah), yaitu pola kehidupannya belum menetap dan berkelompok di suatu tempat serta, mata pencahariannya berburu dan masih mengumpulkan makanan
• Bersifat Sedenter (menetap), yaitu pola kehidupannya sudah terorganisir dan berkelompok serta menetap di suatu tempat, mata pencahariannya bercocok tanam. Muali mengenal norma adat, yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan
iii. Sistem bercocok tanam/pertanian
• Mereka mulai menggunakan pacul dan bajak sebagai alat bercocok tanam
• Menggunakan hewan sapi dan kerbau untuk membajak sawah
• Sistem huma untuk menanam padi
• Belum dikenal sistem pemupukan
iv. Pelayaran
Dalam pelayaran manusia prasejarah sudah mengenal arah mata angin dan mengetahui posisi bintang sebagai penentu arah (kompas)
v. Bahasa
• Menurut hasil penelitian Prof. Dr. H. Kern, bahasa yang digunakan termasuk rumpun bahasa Austronesia yaitu : bahasa Indonesia, Polinesia, Melanesia, dan Mikronesia.
• Terjadinya perbedaan bahasa antar daerah karena pengaruh faktor geografis dan perkembangan bahasa.

jenis fosil manusia purba Indonesia:

01. Meganthropus Paleojavanicus (Sangiran).
02. Pithecanthropus Robustus (Trinil).manusia-purba
03. Pithecanthropus Erectus (Homo Erectus) (Trinil).
04. Pithecanthropus Dubius (Jetis).
05. Pithecanthropus Mojokertensis (Perning).
06. Homo Javanensis (Sambung Macan).
07. Homo Soloensis (Ngandong).
08. Homo Sapiens Archaic.
09. Homo Sapiens Neandertahlman Asia.
10. Homo Sapiens Wajakensis (Tulungagung)
11. Homo Modernman.

Dede, seorang nelayan mengalami luka gores saat masih remaja. Anehnya, setelah itu beberapa bagian tumbuhnya ditumbuhi sejenis kutil menyerupai akar pohon.

Kondisi Dede (35 tahun), seorang nelayan, sungguh sangat mencengangkan para ahli medis ketika melihat kutil-kutil seperti “akar pohon” tumbuh di lengan dan kakinya. Menurutnya, keadaan bagian tubuhnya itu mulai terjadi perubahan setelah lututnya tergores semasa remaja dulu.

Karena kelainan pertumbuhan fisik, Dede tidak mampu menjalani tugas-tugas seharian. Tragisnya, dalam kondisi miskin karena tak bisa bekerja dengan baik, ia ditinggalkan istrinya. Dede lalu terpaksa membesarkan dua anaknya yang kini berusia belasan tahun. “Saya hanya bisa pasrah dengan takdir ini. Apalagi para dokter yang memeriksa saya, tidak sanggup mengobati penyakit saya,” katanya. Untuk menafkahi keluarganya, dia bergabung dengan hiburan keliling "Pertunjukan Mengerikan" bersama para penyandang penyakit aneh lainnya.

Namun, kepasrahan hatinya itu, ternyata berbuah pengharapan bagi kesembuhan penyakitnya. Seorang pakar dermatologi asal Amerika yang terbang menuju tempat tinggal Dede di selatan Jakarta mengungkapkan, telah mengidentifikasi penyakitnya.

Usai memeriksa sample luka dan darah Dede, Dr Anthony Gaspari dari Universitas Maryland menyimpulkan penyakit yang dideritanya itu disebabkan sebuah virus diberinama human papilloma virus (HPV). Pada umumnya, virus ini menyebabkan terjadi infeksi sehingga kutil-kutil kecil tersebut berkembang pada tubuh si penderita.

Masalah yang dialami Dede, menurut Gaspari, ia hanya memiliki sifat genetik yang angka sehingga menghalangi sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, virus tersebut menguasai “mesin seluler” sel-sel kulitnya sehingga terbentuklah kutil-kutil aneh dalam jumlah besar yang tumbuh seperti pohon di tangan dan kakinya.

“Jumlah sel darah putih pada diri Dede pun sangat rendah. Saya semula mengira dia mengidap virus AIDS. Namun sejumlah tes menunjukkan dirinya tidak mengidap virus tersebut sehingga memperjelas kesimpulan bahwa kondisi Dede adalah sesuatu yang langka dan lebih misterius,” katanya.

Di luar dari penyakit anehnya, Dede menjalani kehidupannya dengan sehat tidak seperti penderita lain yang mengalami gangguan dengan sistem kekebalan tubuh dan baik orang tuanya maupun saudara-saudaranya tidak ada seorang pun yang menderita kelainan seperti itu. “Kondisi seperti dia ini diperkirakan kurang dari satu dalam sejuta orang,” ujar Gaspari.

Gaspari yang terlibat dalam kasus ini melalui Discovery Channel merasa yakin bahwa kondisi Dede bisa disembuhkan dengan mendapatkan sintetis vitamin A setiap harinya yang bisa menahan pertumbuhan kutil-kutil tersebut.

“Dia tidak akan memiliki tubuh yang normal dan sempurna, tapi setidaknya ukuran kutil di tubuhnya bisa berkurang dan dia bisa menggunakan tangannya. Selang tiga hingga enam bulan, kutil-kutil tersebut akan menjadi kecil dan jumlahnya kian berkurang. Dia akan menjalani kehidupannya lebih normal lagi,” jelas Gaspari.

Dr Gaspari berharap dia bisa mendapatkan obat-obatan gratis dari sejumlah perusahaan farmasi. Obat-obatan tersebut akan diurus sejumlah dokter Indonesia di bawah pengawasannya. Untuk pemeriksaan lebih lanjut terhadap penyakit langka Dede, dokter ini berniat akan membawanya ke Amerika, namun terganjal hambatan birokrasi dan finansial. THE TELEGRAPH

manusia purba

2. G.H.R Von Koeningswald

18a0e961486c7f4cHasil penemuannya adalah : Fosil tengkorak di Ngandong, Blora. Tahun 1936, ditemukan tengkorak anak di Perning, 1_Meganthropus_PalaeojavanicusMojokerto. Tahun 1937 – 1941 ditemukan tengkorak tulang dan rahang Homo Erectus dan Meganthropus Paleojavanicus di Sangiran, Solo.
3. Penemuan lain tentang manusia Purba :
Ditemukan tengkorak, rahang, tulang pinggul dan tulang paha manusia Meganthropus, Homo Erectus dan Homo Sapien di lokasi Sangiran, Sambung Macan (Sragen),Trinil, Ngandong dan Patiayam (kudus).
4. Penelitian tentang manusia Purba oleh bangsa Indonesia dimulai pada tahun 1952 yang dipimpin oleh Prof. DR. T. Jacob dari UGM, di daerah Sangiran dan sepanjang aliran Bengawan Solo.
Fosil Manusia Purba yang ditemukan di Asia, Eropa, dan Australia adalah :
• Semuanya jenis Homo yang sudah maju : Serawak (Malaysia Timur), Tabon (Filipina), dan Cina.
• Fosil yang ditemukan di Cina oleh Dr. Davidson Black, dinamai Sinanthropus Pekinensis.
• Fosil yang ditemukan di Neanderthal, dekat Duseldorf, Jerman yang dinamai Homo Neaderthalensis.
• Menurut Dubois, bangsa asli Australia termasuk Homo Wajakensis, sehingga ia berkesimpulan Homo Wajakensis termasuk golongan bangsa Australoid.
Jenis-jenis Manusia Purba yang ditemukan di Indonesia ada tiga jenis :
1. Meganthropus
2. Pithecanthropus
3. Homo

superman is Dead kuat kita bersinar

Label:

A E D A
ku tatap dunia
A E D A
terasa perih luka didada
A E D A
pertempuran manusia
A E D A
yang buta indahnya perbedaan
E
oh indahnya

A E D A
ku bisa engkau pun bisa
A E D A
melupakan kebencian yang ada
A E D A
bersama kita terluka
A E D A
bersama kita bisa tertawa
E
dan tertawa

[*]
D E
ayo bangun dunia
A F#m
didalam perbedaan
D E
jika satu tetap kuat
A
kita bersinar

D E
harus percaya
A F#m
tak ada yang sempurna
D
dan dunia
E A
kembali tertawa

A E D A
bayangkan dan senyumlah
A E D A
mahkota emas tiada artinya

A E D A
ketika raja dan ratu
A E D A
pempin dunia semua bersatu
E
dan bersatu

kembali [*]

D E
jabat erat
A
tanganku kawan
D E
kau tak akan
A
pernah sendiri

D E
hancurkan dendam
C#m F#m
dengan cinta didada
D E A
untuk semua manusia
A E D A 2x

superman is Dead pulang

Label:

C5
di tempat ini ku bermain
E5
di ruang ini di halaman ini
C5
dan di tempat ini ku berdiri
E5
di alam ini gelap bumi ini

A5 F5
kepengatan dengan penuh kemarahan
C5 G5
hanya tangis dan penuh harapan
A5 F5
bahagia yang ku harap datang
C5
yang pernah datang
G5
dan tak mungkin datang

[chorus]
F5
dan ku ingin pulang
C5
dengan cahaya yang benderang
F5
dan kebebasan yang sempurna
D5 G5
kan ku tinggalkan tempat yang telah ku singgah selamanya
C5 D5
penantian...

[intro] E5

C5
di malam yang sesunyi ini
E5
malaikat bernyanyi iblis pun menari
C5
tak ada tempat yang seperti ini
E5
kebenaran hakiki yang tak ada pasti

A5 F5
kepengatan dengan penuh kemarahan
C5 G5
hanya tangis dan penuh harapan
A5 F5
bahagia yang ku harap datang
C5
yang pernah datang
G5
dan tak mungkin datang

[chorus]
F5
dan ku ingin pulang
C5
dengan cahaya yang benderang
F5
dan kebebasan yang sempurna
D5 G5
kan ku tinggalkan tempat yang telah ku singgah selamanya

C5 D5
ku bertahan di tempat ini
E5 F5 G5 C5
malaikat malaikat temani hati ini yang sunyi
D5 E5
aku bernyanyi setitik harapan
F5 G5 C5
yang sudah ku dapati

peterpan di balik awan

Am D
Ku tak selalu berdiri
G Em
Terkadang hidup memilukan
Am D
Jalan yang ku lalui
G Em
Untuk sekedar bercerita
Am D
Pegang tanganku ini
G Em
Dan rasakan yang ku derita
Am D
Apa yang ku berikan
G Em
Tak pernah jadi kehidupan
Am D
Semua yang ku inginkan
G Em
Menjauh dari kehidupan

Reff :
Am D
Tempat ku melihat dibalik awan
G D
Aku melihat di balik hujan
Am D
Tempat ku terdiam, tempat bertahan
G D
Aku terdiam dibalik hujan

Interlude : Am D G D 2x

Am D
Pegang tanganku ini
G Em
Dan rasakan yang ku derita
Am D
Apa yang ku berikan
G Em
Tak pernah jadi kehidupan
Am D
Semua yang ku inginkan
G Em
Menjauh dari kehidupan

Balik ke Reff
Interlude : Am D G D 2x
Balik ke Reff
Coda : Am D G D 2x Am

semua tentang kita

Label:

Intro: F C Dm Am A# F Dm C } 2X

F C Dm Am
Waktu terasa semakin berlalu
A# F Dm C
Tinggalkan cerita tentang kita
F C Dm Am
Akan tiada lagi kini tawamu
A# F Dm C
Tuk hapuskan semua sepi di hati

Chorus:

F C Dm Am
Ada cerita tentang aku dan dia
A# F Dm C
dan kita bersama saat dulu kala
F C Dm Am
Ada cerita tentang masa yang indah
A# F Dm C
Saat kita berduka saat kita tertawa


Int.

F C Dm Am
Teringat di saat kita tertawa bersama
A# F Dm C
Ceritakan semua tentang kit

Laki-laki Sejati

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya….

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang,tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran…..

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa…

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati didalam rumah…

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan…

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu…

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari banyaknya wanita yang memuja, tetapi komitmennya terhadap wanita yang dicintainya…

Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia menghadapi lika-liku kehidupan…

Laki-laki Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca kitab suci, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca…


Kesehatan-Kesehatan

engacu pada definisi sehat yang dirumuskan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UU No. 23 tahun 1992, ada empat aspek sehat, yaitu fisik, mental, sosial, dan ekonomi. Jika ada salah satu atau lebih dari faktor tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka yang bersangkutan masuk kategori tidak sehat.

1. Kesehatan Fisik

Dapat terwujud jika seseorang tidak memiliki keluhan dan secara objektif tidak tampak sakit, semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

2. Kesehatan Mental

Mencakup 3 komponen, yaitu pikiran, emosional, dan spiritual. Seseorang yang memiliki pikiran sehat akan mampu menghadapi berbagai kenyataan hidup yang ditemui, mampu mengekspresikan emosinya dengan tepat serta sesuai dengan situasi dan kondisi yang dialaminya, dan mampu menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.

3. Kesehatan Sosial

Seseorang mampu bersosialisasi atau menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar dengan baik, mampu menembus batas ras, suku, agama atau kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya sehingga tercipta sikap saling toleran dan menghargai.

4. Kesehatan Ekonomi

Terlihat bila individu tersebut produktif, dalam arti mempunyai kegiatan atau aktivitas yang mampu menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong kehidupannya sendiri atau maupun keluarganya, dan masyarakat.



RidwantD bLogger's.~

Jamu Kunir Putih Shaufa
Jamu Kunir Putih Shaufa
Jamu Kunir Putih Shaufa ini diproduksi di kota Banjarmasin oleh Bunda Asshifa pada tahun 2010. Jamu ini terbuat dari bahan pilihan yang berkualitas, alami dan tanpa bahan pengawet sehingga tidak membahayakan tubuh apabila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.
Kegunaan & Khasiat :
1. Membantu mngambat Pertumbuhan Kanker.
2. Membantu melancarkan Peredaran Darah.
3. Membantu menurunkan Kadar Gula Darah
4. Membantu menurunkan Tekanan Darah/Hipertensi
5. Membantu menurunkan Kadar Kolesterol
6. Membantu menetralkan Racun Dalam Tubuh.
7. Membantu meringankan Batuk, Asma, Gejala Asam Urat & Gejala Liver.
8. Membantu memperkuat Tulang.
9. Membantu meningkatkan Stamina.
10. Membantu mengatasi Saki Perut, Mual, Diare, Kembung, Maag, Peradangan, Gatal-gatal dan Jerawat.
Tersedia Dalam Bentuk :
1. BOTOL.
2. SERBUK.
3. KAPSUL
Komposisi:
- Curcuma Mangga
- Curcuma Aeroginosa
- Cinnamomum Aromaticum