Atau bisa juga * Read more: http://syamsudinnamaku.blogspot.com/2011/02/cara-membuat-pesan-pembuka-dan-penutup.html#ixzz1oJwESRxp onmousedown="return false"

Apa Itu Superman Is Dead?

Label:

dari kiri: Jerinx, Eka Rock, Bobby Kool

dari kiri: Jerinx, Bobby Kool, Eka Rock


Superman Is Dead (disingkat SID) adalah sebuah grup musik dari Bali, bermarkas di Poppies Lane II - Kuta. Grup musik ini beranggotakan tiga pemuda asal Bali, yaitu: Bobby Kool sebagai gitaris dan vokalis, Eka Rock sebagi bassis, dan Jerinx sebagai drummer.

Pada awal mula kemunculan, sekitar akhir tahun 1995, SID terpengaruh gaya musik dari band-band asing seperti Green Day dan NOFX. Di kemudian hari, inspirasi musikal SID bergeser ke genre Punk 'n Roll à la grup musik Supersuckers, Living End dan Social Distortion.

Penggemar Superman Is Dead disebut Outsiders bagi yang laki-laki dan Lady Rose bagi yang perempuan.

Sejarah

Superman Is Dead yang biasanya dipanggil SID terbentuk pada tahun 1995. Awal mula terbentuknya SID (Superman Is Dead) dimotori oleh anggota band heavy metal thunder bernama Ari Astina sering dipanggil Jerinx yang ingin membentuk band baru. Dan drummer band new wave punk diamond clash Budi Sartika yg biasa dipanggil Bobby Kool yang ingin menjadi gitaris dan vokalis.

Jerinx dan Bobby bertemu di Kuta Bali. Kedua orang itu kemudian sepakat untuk membentuk sebuah band. Pada saat itu bass masih diisi oleh additional bassist bernama Ajuzt. Band mereka pada awalnya membawakan lagu-lagu dari Green Day.

Hari berganti hari datanglah personil baru yang bernama Eka Arsana panggilannya Eka Rock. Eka menjadi resmi sebagai personil SID. Dulu nama bandnya bukan Superman Is Dead tetapi Superman Is Silver Gun, diambil dari judul lagu Stone Temple Pilot. Kemudian karena nama Superman Is Silver Gun kurang cocok bergantilah menjadi Superman Is Dead atau SID. Superman Is Dead mempunyai arti yaitu bahwa manusia yang sempurna hanyalah illusi belaka dan imajinasi manusia yang tidak akan pernah ada.



1. Case 15

Released: 1997
Label: Independent Entertainment
Format: Cassete
Status: Sold Out ! 400 copies. Not Available
Recorded in Midi Quest Studio Bali

Tracks:
1. Sleepers
2. This Is Un-love
3. F.T.W
4. She says
5. Dramatic Country
6. Ketut Song
7. Sex Dominated
8. Scrawl
9. Old world
10. Smash It
11. Frog
12. The Sin
13. Parasite (Fuck You)
14. Why Friendly ?


2. Superman Is Dead

Released: 1998/1999
Sponsor: Rizt clothing
Format Cassete : 1000 copies
Cd: 250 copies
Status: Sold Out !Not Available
Recorded in Midi Quest Studio Bali

Tracks:
1. White Crickets
2. Here I am
3. Fuckin' Hero
4. The fat and the thin
5. You Gove
6. Money money money
7. Me and My duty
8. Unity of cells
9. Mr. President W.F.Y.D
10. Get In touch
11. Superman Is Dead
12. Feelin' in heaven
13. Mengintip
14. It's allright


3. Bad Bad Bad (EP)

Released: 2002
Sponsor: Rizt clothing Suicide Glam
Format: CD only
Status: Sold Out ! Not Available
CD only, 6 songs-first 400 copies were sold out in 3 months; next 200 copies were sold out approximately in a month; the last 100 copies were sold out less than 15 days!
Recorded in Pregina Studio sanur Bali

Tracks:
1. Long Way To the Bar
2. Tv Brain
3. Bad bad Bad
4. Beyond This Honesty
5. My Girl Friend is pregnant
6. White Town



4. Kuta Rock City

\
Released: May 2003
Label: Sony Music Indonesia
Format: CD / Cassete
Status: In Stores ! Available
Recorded in ARA Studio , Jakarta

Kuta Rock City dirilis secara resmi pada Maret 2003 dibawah label Sony Music Indonesia. Dengan single-single andalannya yaitu Punk Hari Ini dan Kuta Rock City yang kental dengan pengaruh Green Day dan NOFX langsung membuat nama SID disejajarkan dengan band-band rock.Selain beberapa lagu baru, SID juga menambahkan beberapa lagu lama dari album indie mereka tetapi dengan aransemen yang lebih baik dan baru. Album perdana SID ini langsung melambungkan nama SID sebagai band pendatang baru terbaik. Selain itu pula, ini merupakan langkah pertama SID di mayor label yang menimbulkan beberapa kontroversi di kalangan punk.

Tracks:
1. Punk Hari Ini
2. Kuta Rock City
3. Vodkabilly
4. Burn For You
5. This Is Unlove
6. Runaway Stripper
7. Money Money Money
8. Here I am
9. Cerita Semalam
10. Ephedrine King
11. All angels cry
12. Fuckin' Hero
13. The Broken song
14. Musuh dan Sahabat
15. My Girl Friend is pregnant
16. Superman Is Dead


5. The Hangover Decade

Released: Dec 2004
Label: Sony Music Indonesia
Format: CD / Cassete
Status: In Stores ! Available
Guest Players: Leo Sinatra, Melanie Subono, Fahmi, OneDee, Joni Agung, Mayun Double T
Recorded in DJ Studio Bali & Bintang 41 Studio Bandung

Album yang dirilis tahun 2005 ini merupakan penanda 10 tahun SID berdiri. Di album keduanya SID masih mengambil jalur Punk seperti pada album Kuta Rock City, Di Album ini SID kembali memasukkan beberapa lagu lamanya seperti Long Way to The Bar, TV Brain, Bad bad bad, dan Beyond This Honesty.

Tracks:
1. Hanya Hari Ini
2. Rock n Roll Band
3. Muka Tebal
4. Kings, Queens & Poisons
5. Falling Down
6. Long Way To the Bar
7. Great Dream of Society
8. Bad bad Bad
9. Tv Brain
10. Beyond This Honesty
11. Broken Guidance
12. Disposale Lies
13. Future Disgrace
14. Moral Dilemma


6. Black Market Love


Released: April 2006
Label: Sony BMG Indonesia
Format: CD / Cassete
Status: In Stores ! Available
Guest Players: Leo Sinatra, Prima Geek Smile, Fahmi, OneDee,Sari Nyimphea, Nisa, Danky Navicula,Andi Philipus, Dodix.
Recorded in Electrohell Studio Bali.

Album ketiga ini terkesan lebih dewasa, dengan lirik yang bercerita tentang kemarahan alam, keserakahan manusia, keadaan sosial dan politik. Dengan memasukkan unsur-unsur alat musik seperti akordion, trompet dan keyboards, seperti pada lagu Bukan Pahlawan dan Menginjak Neraka.

Tracks:
1. Bangkit & Percaya
2. Black Market Love
3. Bukan Pahlawan
4. Citra O.D
5. Goodbye Whiskey
6. Kita vs Mereka
7. Marah Bumi
8. Lady Rose
9. Menginjak Neraka
10. Tomorrow
11. Year Of The Danger
12. Anger Inc.
13. PSYCHOFAKE
14. Strong enough


7. Angels & the Outsiders


Released: Feb 2009
Label: Sony Music Indonesia
Format: CD & Cassete
Status: In Stores! Available
Recorded in Electrohell Studio Bali.

Album keempat yang dirilis tahun 2009 pada mayor label ini mengesankan bahwa semakin dewasanya SID. Masih seperti album sebelumnya, SID tetap mengandalkan lirik sosial dan perlawanan terhadap penindasaan. Album kali ini SID masih memainkan musik punkrock dengan sentuhan rock n' roll. Album SID ini menuai keberhasilan. Salah satunya adalah SID berhasil diundang ke Warped Tour Festival di Amerika Serikat dan melaksanakan tour di beberapa kota di USA. Ini merupakan keberhasilan SID karena merupakan satu-satunya band Indonesia dan band kedua di Asia yang dipanggil ke Warped Tour walaupun album mereka tidak dirilis di USA.

Tracks:
1. Kuat Kita Bersinar
2. Jika Kami Bersama
3. Luka Indonesia
4. The Days Of A father
5. Close To Fly Away
6. Memories Of Rose
7. U.T.W
8. Poppies Dog Anthem
9. Twice In Paradise
10. Punk Rock Low Rider
11. Menuju Temaram
12. Nights Of The Lonely
13. We are The Outsider
14. Saint Of my Life
15. Pulang


Award SID:
Superman Is Dead "Hot & Freaky People 2003" MTV Trax Magazine January 2003
June 2003 Superman Is Dead "MTV Exclusive Artist of the Month"
Double Platinum Sony Music for Kuta Rock City Album
2003, MTV Award "Most Favorite New Artist"
2003, AMI Award "The Best New Artist"
2004, SCTV Music Awards "The Most Famous Album Nominee, Pop Rock Category" for Kuta Rock City Album
2006, AMI Awards "The Best Rock Album Nominee" for Black Market Love Album
2006, "Superman Is Dead The Best Local Band" The Beat Awards.
20 the best Indonesian Album 2006 for The Black Market Love Album. Rolling Stones Magazine Januari 2007
150 the Best Indonesian Album for Kuta Rock City Album. Rolling Stones Magazine, Special Collectors' Edition Desember 2007.
50 Hype Things in Indonesian Music Industrial 2008 for Superman Is Dead.
Trax Music & Attitude Magazine Edition Januari 2008.
Pemenang 3 Kategori ICEMA 2010: kategori Favorite Punk/Hardcore Song, Favorite Artwork from Album dan Favorite Band Group or Duo. Juli 2010.

Langkah Fenomenal SID:
August 2002, Openning Act Hoobastank, Hard Rock Hotel, Kuta, Bali
Superman Is Dead "Hot & Freaky People 2003" MTV Trax Magazine January 2003
June 2003 Superman Is Dead "MTV Exclusive Artist of the Month"
Double Platinum Sony Music for Kuta Rock City Album
2003, MTV Award "Most Favorite New Artist"
2003, AMI Award "The Best New Artist"
2004, SCTV Music Awards "The Most Famous Album Nominee, Pop Rock Category" for Kuta Rock City Album
2006, AMI Awards "The Best Rock Album Nominee" for Black Market Love Album
2006, "Superman Is Dead The Best Local Band" The Beat Awards.
20 the best Indonesian Album 2006 for The Black Market Love Album. Rolling Stones Magazine Januari 2007
April 2007, SID Opening Act for American Punk Rock Band NOFX at Hard Rock Café, Kuta, Bali.
Soundrenaline Sound of Change 2007 Jimbaran Bali, "Message of Change" Artist Nominee.
17 June 2007, Guest Star Artist "Final Gudang Garam Rock Competition" Jakarta
October 2007, Superman Is Dead did an amazing Australian tour, 8 cities, 16 gigs, 33 days.
150 the Best Indonesian Album for Kuta Rock City Album. Rolling Stones Magazine, Special Collectors’ Edition Desember 2007.
50 Hype Things in Indonesian Music Industrial 2008 for Superman Is Dead.
Trax Music & Attitude Magazine Edition Januari 2008.
2008, Openning Act MXPX Jakarta.
"SID as a New Icons of Bali". Yak Magazine Maret, April, May 2008.
June 2009. Superman Is Dead American Tour. Played 11 gigs and cities of 'Vans Warped Tour' , and the last 5 gigs and cities were 'From Bali With Rock Tour'

GURU DAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Label:

A. PENDAHULUAN
Filsafat pendidikan merupakan aplikasi filsafat dalam pendidikan (Kneller, 1971). Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah-masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan yang dibatasi pengalaman, tetapi masalah-masalah yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak dibatasi pengalaman maupun fakta-fakta pendidikan, dan tidak memungkinkan dapat dijangkau oleh sains pendidikan.


Seorang guru, baik sebagai pribadi maupun sebagai pelaksana pendidikan, perlu mengetahui filsafat pendidikan. Seorang guru perlu memahami dan tidak boleh buta terhadap filsafat pendidikan, karena tujuan pendidikan senantiasa berhubungan langsung dengan tujuan hidup dan kehidupan individu maupun masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan . Tujuan pendidikan perlu dipahami dalam hubungannya dengan tujuan hidup. Guru sebagai pribadi mempunyai tujuan hidupnya dan guru sebagai warga masyarakat mempunyai tujuan hidup bersama.
Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para pendidik (guru). Hal tersebut akan mewarnai sikap perilakunya dalam mengelola proses belajar mengajar (PBM). Selain itu pemahaman filsafat pendidikan akan menjauhkan mereka dari perbuatan meraba-raba, mencoba-coba tanpa rencana dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan.

B. Permasalahan
Bagaimana peranan filsafat pendidikan bagi guru? Apa yang menentukan filsafat pendidikan seorang guru?

C. Pembahasan
Peranan filsafat pendidikan ditinjau dari tiga lapangan filsafat, yaitu:
1. Metafisika
Metafisika merupakan bagian filsafat yang mempelajari masalah hakekat: hakekat dunia, hakekat manusia, termasuk di dalamnya hakekat anak. Metafisika secara praktis akan menjadi persoalan utama dalam pendidikan. Karena anak bergaul dengan dunia sekitarnya, maka ia memiliki dorongan yang kuat untuk memahami tentang segala sesuatu yang ada. Memahami filsafat ini diperlukan secara implisit untuk mengetahui tujuan pendidikan.
Seorang guru seharusnya tidak hanya tahu tentang hakekat dunia dimana ia tinggal, tetapi harus tahu hakekat manusia, khususnya hakekat anak. Hakekat manusia:
Manusia adalahü makhluk jasmani rohani
Manusia adalah makhluk individual sosialü
ü Manusia adalah makhluk yang bebas
Manusia adalah makhluk menyejarahü

2. Epistemologi
Kumpulan pertanyaan berikut yang berhubungan dengan para guru adalah epistemologi. Pengetahuan apa yang benar? Bagaimana mengetahui itu berlangsung? Bagaimana kita mengetahui bahwa kita mengetahui? Bagaimana kita memutuskan antara dua pandangan pengetahuan yang berlawanan? Apakah kebenaran itu konstan, ataukah kebenaran itu berubah dari situasi satu kesituasi lainnya? Dasn akhirnya pengetahuan apakah yang paling berharga?
Bagaimana menjawab pertanyaan epistemologis tersebut, itu akan memiliki implikasi signifikan untuk pendekatan kurikulum dan pengajaran. Pertama guru harus menentukan apa yang benar mengenai muatan yang diajarkan, kemudian guru harus menentukan alat yang paling tepat untuk membawa muatan ini bagi siswa. Meskipun ada banyak cara mengetahui, setidaknya ada lima cara mengetahui sesuai dengan minat / kepentingan masing-masing guru, yaitu mengetahui berdasarkan otoritas, wahyu tuhan, empirisme, nalar, dan intuisi.
Guru tidak hanya mengetahui bagaimana siswa memperoleh pengetahuan, melainkan juga bagaimana siswa belajar. Dengan demikian epistemologi memberikan sumbangan bagi teori pendidikan dalam menentukan kurikulum. Pengetahuan apa yang harus diberikan kepada anak dan bagaimana cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut, begitu juga bagaimana cara menyampaikan pengetahuan tersebut.

3. Aksiologi
Cabang filsafat yang membahas nilai baik dan nilai buruk, indah dan tidak indah, erat kaitannya dengan pendidikan, karena dunia nilai akan selalu dipertimbangkan atau akan menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan tujuan pendidikan. Langsung atau tidak langsung, nilai akan menentukan perbuatan pendidikan. Nilai merupakan hubungan sosial.
Pertanyaan-pertanyaan aksiologis yang harus dijawab guru adalah: Nilai-nilai apa yang dikenalkan guru kepada siswa untuk diadopsi? Nilai-nilai apa yang mengangkat manusia pada ekspresi kemanusiaan yang tertinggi? Nilai-nilai apa yang bener-benar dipegang orang yang benar-benar terdidik?
Pada intinya aksiologi menyoroti fakta bahwa guru memiliki suatu minat tidak hanya pada kuantitas pengetahuan yang diperoleh siswa melainkan juga dalam kualitas kehidupan yang dimungkinkan karena pengetahuan. Pengetahuan yang luas tidak dapat memberi keuntungan pada individu jika ia tidak mampu menggunakan pengetahuan untuk kebaikan.

Filsafat pendidikan terdiri dari apa yang diyakini seorang guru mengenai pendidikan, atau merupakan kumpulan prinsip yang membimbing tindakan profesional guru. Setiap guru baik mengetahui atau tidak memiliki suatu filsafat pendidikan, yaitu seperangkat keyakinan mengenai bagaimana manusia belajar dan tumbuh serta apa yang harus manusia pelajari agar dapat tinggal dalam kehidupan yang baik.
Filsafat pendidikan secara fital juga berhubungan dengan pengembangan semua aspek pengajaran. Dengan menempatkan filsafat pendidikan pada tataran praktis, para guru dapat menemukan berbagai pemecahan permasalahan pendidikan.
Terdapat hubungan yang kuat antara perilaku guru dengan keyakinannya:
1. Keyakinan mengenai pengajaran dan pembelajaran
Komponen penting filsafat pendidikan seorang guru adalah bagaimana memandang pengajaran dan pembelajaran, dengan kata lain, apa peran pokok guru? Sebagian guru memandang pengajaran sebagai sains, suatu aktifitas kompleks. Sebagian lain memandang sebagai suatu seni, pertemuan yang sepontan, tidak berulang dan kreatif antara guru dan siswa. Yang lainnya lagi memandang sebagai aktifitas sains dan seni. Berkenaan dengan pembelajaran, sebagian guru menekankan pengalaman-pengalaman dan kognisi siswa, yang lainnya menekankan perilaku siswa.

2. Keyakinan mengenai siswa
Akan berpengaruh besar pada bagaimana guru mengajar? Seperti apa siswa yang guru yakini, itu didasari pada pengalaman kehidupan unik guru. Pandangan negatif terhadap siswa menampilkan hubungan guru-siswa pada ketakutan dan penggunaan kekerasan tidak didasarkan kepercayaan dan kemanfaatan.Guru yang memiliki pemikiran filsafat pendidikan mengetahui bahwa anak-anak berbeda dalam kecenderungan untuk belajar dan tumbuh.

3. Keyakinan mengenai pengetahuan
Berkaitan dengan bagaimana guru melaksanakan pengajaran. Dengan filsafat pendidikan, guru akan dapat memandang pengetahuan secara menyeluruh, tidak merupakan potongan-potongan kecil subyek atau fakta yang terpisah.

4. Keyakinan mengenai apa yang perlu diketahui
Guru menginginkan para siswanya belajar sebagai hasil dari usaha mereka, sekalipun masing-masing guru berbeda dalam meyakini apa yang harus diajarkan.

D. PENUTUP
Peran filsafat pendidikan bagi guru, dengan filsafat metafisika guru mengetahui hakekat manusia, khususnya anak sehingga tahu bagaimana cara memperlakukannya dan berguna untuk mengetahui tujuan pendidikan. Dengan filsafat epistemologi guru mengetahui apa yang harus diberikan kepada siswa, bagaimana cara memperoleh pengetahuan, dan bagaimana cara menyampaikan pengetahuan tersebut. Dengan filsafat aksiologi guru memehami yang harus diperoleh siswa tidak hanya kuantitas pendidikan tetapi juga kualitas kehidupan karena pengetahuan tersebut.
Yang menentukan filsafat pendidikan seorang guru adalah seperangkat keyakinan yang dimiliki dan berhubungan kuat dengan perilaku guru, yaitu: Keyakinan mengenai pengajaran dan pembelajaran, siswa, pengetahuan, dan apa yang perlu diketahui.

E. DAFTAR PUSTAKA
Kneller, George F. 1971. Introduction to the Philosophy of Education. John Willey Sons Inc, New York.
Sadulloh, U. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. CV Alfabeta, Bandung.
Sindhunata. 2000. Menggagas Paradigma Baru Pendidikan. Kanisius, Yogyakarta
Soedijarto. 1993. Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu. Balai Pustaka, Jakarta.
Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan. PT Bayu Indra Grafika, Yogyakarta.
Incoming search terms:

* filsafat pendidikan
* filosofi pendidikan
* FALSAFAH PENDIDIKAN
* tujuan filsafat pendidikan
* FILSAFAT PENDIDIKAN DI INDONESIA
* filsafat guru
* peranan filsafat pendidikan
* filosofi guru
* peran filsafat dalam pendidikan
* guru dan filsafat pendidikan

Fenomena Guru Dalam Mengejar Teknologi

Label:

Guru memang harus berada didepan membukakan pintu gerbang menuju masa depan anak didiknya.
Menghadapi perkembangan dunia teknologi informasi khususnya internet, seorang guru akan sangat ketinggalan bila sedikit pun beliau tidak mau minimal kenal dengan yang namanya internet. Sementara anak-anak pelajar saat ini untuk urusan internet sudah menjadi kebutuhan sehari-hari, artinya informasi yang mereka dapat sudah lebih up to date. Bila ini tidak diimbangi oleh SDM para Guru boleh jadi sekolah bagi siswa hanyalah rutinitas keharusan agar diakui sebagai anak pelajar dalam statusnya. Intinya, dengan internet tanpa sekolah pun mereka dapat ilmu pengetahuan, referensi, artikel dan sebagainya, dan tentu saja dibalik itu ada unsur yang berbau negatif di sana. Bila ini tidak segera di cermati oleh dunia pendidikan kita, bisa jadi Sekolahan hanya menjadi bangku-bangku kosong, bila ada siswa pun karena terpaksa, sebab sekolah sekarang bukannya biaya makin murah namun makin berat bagi orang tua siswa.

Dari sisi seorang Guru, dunia teknologi informasi merupakan dunia yang sullit dicerna karena keterbatasan kemampuan. Beliau-beliau ada sebelum perkembangan internet segila ini. Ditambah rutinitas sehari-hari dalam sekolah tentunya menjadi semakin sulit untuk sekedar berinteraksi melalui internet. Sementara realita-nya, dunia saat ini tidak bisa lepas dari internet.

Sungguh posisinya yang sangat sulit bagi seorang Guru pada dewasa ini. Permasalahan kurikulum yang masih belum final (selalu gonta-ganti), Gaji guru yang relatif masih rendah. Deraan ekonomi mengharuskan seorang Guru harus berfikir dua kali dalam mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Rasanya tidak adil bila kita semua menuntut beliau-beliau untuk berlaku sebagaimana mestinya secara proporsional.

Akumulasi dari berbagai persoalan di lembaga pendidikan adalah wajar bila sekolahan dijadikan semacam industri. Yang mana sekolahan dijadikan ajang bisnis, tidak lain untuk mencukupi kebutuhan ekonomi. Yang pada akhirnya munculah berbagai korupsi, mark up, dan sebagainya.

Munculnya lembaga pendidikan swasta, kualitas swasta justru jauh lebih tinggi dari pada pendidikan hasil dari produk pemerintah (negeri). Ironisnya pemerintah berani mengeluarkan target minimal nilai bagi suluruh siswa. Sehingga hampir seluruh hidup siswa untuk mengejar target tersebut, pagi belajar di sekolahnya, sore harus lari ke lembaga pendidikan swasta, begitu seterusnya. Secara tidak sadar kita telah ikut menciptakan generasi nomerik tanpa menyentuh nilai-nilai luhur kemanusiaannya.
Terciptalah manusia-manusia brutalisme, terciptalah manusia tanpa budaya indonesia dan seterusnya.

Dunia Pendidikan Indonesia mulai lemah, sangat tertinggal kualitasnya dengan negara-negara tetangga. Bahkan lulusan SMA di Indonesia tidak diakui oleh beberapa negara tetangga karena memang rendahnya mutu.

Sementara kebijakan-kebijakan pendidikan indonesia selalu terkait dengan partai politik. Dunia pendidikan hanyalah isu yang dijadikan senjata partai politik dalam meraih tujuan golongannya. Tidak terpikir sedikitpun dari mereka bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan indonesia secara menyeluruh.

Sekarang sudah menjadi benang kusut yang entah dimulai dari mana untuk mengurainya. Bila kita mengharap kualitas pendidikan menjadi lebih baik, tentu sarana dan prasarana pendidikan juga harus yang memadai. Demikian pula para guru yang jelas-jelas bekerja untuk mencipta generasi bangsa kedepan, begitu sulitkah untuk mensejahterakan hidupnya mengingat kredibilitas mereka adalah bentuk kedepan indonesia.

Majulah Guru Indonesia!

Ditulis oleh :tjidro

Incoming search terms:

* fenomena guru di indonesia
* pendidikan menuju pintu korupsi
* fenomena guru
* fenomena guru dalam proses
* paper tentang fenomena dunia pendidikan
* fenomena guru yang korupsi
* makalah tentangfenomena pendidikan
* fenomena dalam dunia pendidikan saat ini
* rendahnya mutu pendidikakan akibat terbatasnya teknologi
* fenomena teknologi pendididkan

Lima Kelemahan Guru Dalam Mengajar

Label:

Tulisan ini bukan merupakan kesimpulan atas kinerja guru secara umum, tetapi hanyalah merupakan temuan penulis selama melaksanakan supervisi kunjungan kelas pada beberapa sekolah yang menjadi binaan penulis ditambah dengan pengamatan penulis pada saat mengikuti kegiatan lesson study MGMP Bahasa Inggris beberapa waktu yang lalu. Sengaja diberi judul demikian karena yang akan dipaparkan adalah kelemahan-kelemahan yang nyata ditemukan penulis. Hal ini dimaksudkan agar bisa menjadi input bagi para guru untuk memperbaiki kegiatan pembelajarannya.
Dari pengamatan penulis terhadap kegiatan pembelajaran di kelas dapat dikemukakan beberapa kelemahan antara lain :
1. Guru tidak menggunakan RPP sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran
RPP adalah skenario pembelajaran yang dibuat oleh guru sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai. Dalam dokumen tersebut tidak hanya berisi kompetensi apa yang akan dicapai tetapi juga memuat secara rinci berapa lama waktu tatap muka dilakukan. Bahkan dirinci pula berapa menit kegiatan awal untuk melaksanakan kegiatan rutin, apersepsi dan penjajagan untuk mengenal bekal awal siswa. Waktu yang digunakan untuk kegiatan inti, dan rincian waktu untuk kegiatan akhir.
Dalam RPP juga tercantum secara jelas alat bantu mengajar apa yang diperlukan dan sumber belajar apa yang digunakan. Demikian pula di dalam RPP juga telah dicantumkan rencana kegiatan penilaian yang merupakan upaya untuk mendapatkan umpan balik keberhasilan guru dalam mengajar.
Kenyataannya RPP tidak difungsikan, bahkan ada guru yang mengajar tanpa bertpedoman pada RPP. Hal ini menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak terarah.

2. Guru tidak mempersiapkan alat bantu mengajar.
Alat bantu mengajar sangat diperlukan untuk membantu guru dalam menjelaskan materi pelajaran, sehingga siswa mengetahui secara nyata melalui benda-benda yang nyata. Dengan alat bantu ini pengetahuan tidak hanya berupa verbal, dan bisa mengatasi kesenjangan komunikasi guru dengan siswa.
Kenyataannya guru tidak membawa alat bantu mengajar sehingga yang dilakukan hanyalah ceramah-dan ceramah saja.
3. Guru kurang memperhatikan kemampuan awal siswa.
Pengetahuan ten tang kemampuan awal siswa diperlukan oleh guru untuk menetapkan strategi mengajar, bahkan untuk mengajukan pertanyaanpun diperlukan pemahaman tentang kemampuan awal siswa. Dengan memahami kemampuan awal siswa ini guru dapat membantu siswa memperlancar proses pe,mbelajaran yang dilkukan dan memperkecil peluang kesulitan yang dihadapi siswa. Adakalanya satu materi tertentu memerlukan prasarat pengetahuan sebelumnya. Jika pengetahuan prasyarat ini belum dikuasi dan guru sudah melanjutkan pada materi berikutnya bisa dipastikan bahwa siswa akan kesultan mengikuti pelajaran. Hal ini bisa dideteksi melalui perilaku siswa. Siswa yang tidak dapat mengikuti materi yangs edang dibahas oleh guru cenderung berperilaku “menyimpang” seperti: melamun, menulis atau menggambar yang tidak ada hubungannya dengan materi pelajaran, berbicara sendiri atau kegiatan-kegiatan lain yang tidak terkait dengan isi pembelajaran.
4. Penggunaan papan tulis yang kurang tepat
pada umumnya guru langsung memulai pelajaran tanpa menuliskan Pokok persoalan yang akan dibahas dan tujuan pembelajarannya. Penulisan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran ini bergna sebagai kontrol bagi guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar tidak keluar dari jalur. Kecenderungan lainnya adalah penggunaan papan tulis yang kaacau. Siswa tidak tahu apa sebenarnya yang dibahas, dan untuk apa hal itu dibahas. Guru terlalu sibuk menulis dan membuat ilustrasi di papan tulis yang kadang-kadang sulit ditangkap siswa dan tidak disimpulkan.
5. Tidak melaksanakan evaluasi
Dengan alasan kekurangan waktu seringkali guru tidak melaksanakan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan. Evaluasi ini bertguna bagi guru untuk mengetahui seberapa besar keefektifan pembelajaran yang dilakukannya. Dengan melakukan evaluasi pada setiap akhir kegiatan /bahasan akan bisa mendeteksi siswa mana yang masih kesulitas dan pada bagian apa siswa merasa sulit. Hal ini akan sangat berguna bagi guru dalam membantu siswa
Apabila 5 macam kelemahan guru ini dapat diperbaiki, maka peoses pembelajaran akan menjadi lebih bermutu dan muaranya nanti pada hasil belajar yang lebih baik. Perubahan pada kelima kelemahan tersebut tidak memerlukan biaya. Yang diperlukan hanyalah kesadaran diri untuk memberikan yang terbaik kepada siswa. Kepala sekolah dapat berperan dalam perbaikan proses pembelajaran ini dengan cara lebih sering melaksanakan supervisi kunjungan kelas.
Incoming search terms:

* kelemahan pendidikan di indonesia
* kelemahan guru dalam mengajar
* kelemahan guru
* kelemahan pendidikan indonesia
* kelemahan sistem pendidikan di indonesia
* KEKURANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
* kelemahan pendidikan
* kelemahan RPP
* kelemahan sistem pendidikan indonesia
* kekurangan pendidikan indonesia

Pendidikan Bermutu di tengah Pentas Budaya Instan

Label:

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

Zaman sudah berubah. Semua orang maunya serba cepat. Jadinya, cenderung mengabaikan proses tapi ingin segera mendapat hasil. Apalagi di negara dengan etos kerja rendah seperti Indonesia. Akibatnya, budaya instan mulai masuk ke setiap kehidupan kita. Hidup di zaman modern seperti sekarang ini segala sesuatu dapat kita dapatkan dengan mudah, praktis dan cepat. Kemajuan teknologi telah memanjakan kita. Mau ngobrol dengan rekan atau saudara yang bermukim di belahan dunia lain, tinggal angkat telepon atau buka internet. Ingin belanja atau makan di restoran tapi malas keluar, tinggal pesan lewat telepon atau beli lewat situs. Mau transaksi —transfer uang, bayar listrik, kartu kredit, beli pulsa— tidak perlu susah-susah ke bank atau ATM. Semua bisa dilakukan lewat handphone. Bagi cewek-cewek yang ingin rambut panjang tidak perlu harus menunggu sampai berbulan-bulan. Cukup tunggu ½ jam saja dengan teknik hair extension, rambut bisa panjang sesuai keinginan.

Maklum, orang makin sibuk. Malas direpotkan dengan hal-hal ribet. Maunya serba instan. Salahkah itu?, selama masih mengikuti hukum alam, serba instan itu sah-sah saja. “Hidup yang baik dan sukses adalah hidup yang sesuai dengan proses alam”. Sampai level tertentu teknologi bisa kita pakai untuk mempercepat hal-hal yang bisa dipercepat sesuai hukum alam. Kemajuan teknologi dan tuntutan zaman, memungkinkan kita mendapatkan sesuatu serba cepat. Tetapi tidak asal cepat. Kualitas harus tetap terjaga. “Padi 100 hari baru panen itu bagus”. Tapi ingat itu ada yang bisa dipercepat. Mestinya, hasilnya harus lebih baik. Jadi, cepat, baik dan bermutu harus berlangsung bersama.

Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya. Mendapatkan sesuatu dengan mudah membuat orang enggan bersusah payah. Tak mau melewati proses. Alias malas. Yang penting cepat !. Bermutu atau tidak, itu urusan nanti. Berorientasi hanya pada hasil. Proses tidak penting. Parahnya, “virus” itu sudah menyebar ke berbagai aspek kehidupan. Ingin sukses dengan cara instan. Jadilah, banyak orang korupsi, punya gelar palsu, beli skripsi, ijazah aspal, asal lulus, cepat kaya lewat penggandaan uang dan lain sebagainya. Kalau memang berat, membosankan dan ketinggalan zaman mengapa kita harus bermutu? Kalau ada cara cepat yang memberi hasil, mengapa tidak dicoba?. Lebih lanjut, sekarang ini sudah terjadi pergeseran nilai di masyarakat. Orang makin individualis dan cenderung melecehkan hak orang lain. Untuk mengejar kesuksesannya, orang tak ragu-ragu mengorbankan orang lain.

Pendidikan Cenderung Dibisniskan.

Munculnya berbagai cara yang mengarah pada pelanggaran etika akademik yang dilakukan perguruan tinggi kita untuk memenangkan persaingan, menunjukkan bahwa pendidikan kini cenderung dipakai sebagai ajang bisnis. Pola promosi yang memberikan kemudahan dan iming-iming hadiah merupakan suatu gambaran bahwa perguruan tinggi tersebut tidak ada inovasi dalam hal kualitas pendidikan. Kecenderungan tersebut akan menghancurkan dunia pendidikan, karena akhirnya masyarakat bukan kuliah untuk meningkatkan kualitas diri, melainkan hanya mengejar gelar untuk prestise. Kondisi pendidikan tinggi saat ini cukup memprihatinkan. Ada PTS yang mengabaikan proses pendidikan. Bahkan ada PTS yang hanya menjadi mesin pencetak uang, bukan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Hal Ini yang membuat persaingan menjadi semakin tidak sehat.

Produk lulusan perguruan tinggi yang proses pendidikannya asal-asalan dan bahkan akal-akalan, juga cenderung menghalalkan segala cara untuk merekrut calon mahasiswa sebanyak-banyaknya, dengan promosi yang terkadang menjebak dengan iming-iming hadiah yang menggiurkan. Apakah ini gambaran pendidikan berkualitas ?. Bahkan ada beberapa PTS di Jakarta yang memainkan range nilai untuk meluluskan mahasiswanya, karena mereka takut, ketika selesai ujian akhir (UTS/UAS) banyak mahasiswanya yang tidak lulus alias IP/IPK nasakom. Sehingga mereka lulus dengan angka pas-pasan yang sebenarnya mahasiswa tersebut tidak lulus. Inilah gambaran proses PEMBODOHAN BANGSA secara laten. Dalam hal ini semua pihak harus melakukan introspeksi untuk bisa memberi pelayanan pendidikan yang berkualitas. Kopertis, harus bersikap tegas menindak Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang melanggar dan mensosialisasikan aturan yang tak boleh dilanggar oleh PTS. Pengelola perguruan tinggi juga harus menghentikan semua langkah yang melanggar aturan. Kunci pengawasan itu ada secara bertahap di tangan Ketua Program Studi, Direktur, Dekan, Rektor dan Ketua Yayasan.

Tantangan Lulusan Sarjana di Era Informasi.

Ketika para sarjana memadati berbagai arena bursa kerja untuk menawarkan ilmu dan ijazah mereka, iklan-iklan penerimaan mahasiswa baru juga nyaris memenuhi halaman-halaman surat kabar. Dua fenomena tersebut ironis. Promosi Perguruan Tinggi untuk menjaring calon mahasiswa sama “gencarnya” dengan peningkatan pengangguran lulusan. Di sisi lain, perlu diajukan pertanyaan, kualifikasi apakah sebenarnya yang disyaratkan oleh para pencari tenaga kerja lulusan sarjana Perguruan Tinggi ini ?

Jawaban yang diperoleh para peneliti umumnya adalah campuran kualitas personal dan prestasi akademik. Tetapi pencari tenaga kerja tidak pernah mengonkretkan, misalnya, seberapa besar spesialisasi mereka mengharapkan suatu program studi di Perguruan Tinggi. Kualifikasi seperti memiliki kemampuan numerik, problem-solving dan komunikatif sering merupakan prediksi para pengelola Perguruan Tinggi daripada pernyataan eksplisit para pencari tenaga kerja. Hasil survei menunjukkan perubahan keinginan para pencari tenaga kerja tersebut adalah dalam hal kualifikasi lulusan Perguruan Tinggi yang mereka syaratkan.

Tidak setiap persyaratan kualifikasi yang dimuat di iklan lowongan kerja sama penting nilainya bagi para pencari tenaga kerja. Dalam prakteknya, kualifikasi yang dinyatakan sebagai “paling dicari” oleh para pencari tenaga kerja juga tidak selalu menjadi kualifikasi yang “paling menentukan” diterima atau tidaknya seorang lulusan sarjana dalam suatu pekerjaan.

Yang menarik, tiga kualifikasi kategori kompetensi personal, yaitu kejujuran, tanggung jawab, dan inisiatif, menjadi kualifikasi yang paling penting, paling dicari, dan paling menentukan dalam proses rekrutmen. Kompetensi interpersonal, seperti mampu bekerja sama dan fleksibel, dipandang paling dicari dan paling menentukan. Namun, meskipun sering dicantumkan di dalam iklan lowongan kerja, indeks prestasi kumulatif (IPK) sebagai salah satu indikator keunggulan akademik tidak termasuk yang paling penting, paling dicari, ataupun paling menentukan.

Di sisi lain, reputasi institusi Pendidikan Tinggi yang antara lain diukur dengan status akreditasi program studi sama sekali tidak termasuk dalam daftar kualifikasi yang paling penting, paling dicari, ataupun paling menentukan proses rekrutmen lulusan sarjana oleh para pencari tenaga kerja.

Ada kecenderungan para pencari tenaga kerja “mengabaikan” bidang studi lulusan sarjana Dalam sebuah wawancara, seorang kepala HRD sebuah bank di Cirebon menegaskan, kesesuaian kualitas personal dengan sifat-sifat suatu bidang pekerjaan lebih menentukan diterima atau tidaknya seorang lulusan Perguruan Tinggi. Misalnya, posisi sebagai kasir bank menuntut kecepatan, kecekatan, dan ketepatan. Maka, lulusan sarnaja dengan kualitas ini punya peluang besar untuk diterima meskipun latar belakang bidang pendidikannya tidak sesuai. Kepala HRD itu mengatakan, “Saya pernah menerima Sarjana Pertanian dari Bogor sebagai kasir di bank kami dan menolak Sarjana Ekonomi manajemen dari Bandung yang IPK-nya sangat bagus.”

Kualifikasi-kualifikasi yang disyaratkan dunia kerja tersebut penting diperhatikan oleh pengelola Perguruan Tinggi untuk mengatasi tidak nyambung-nya antara Perguruan Tinggi dengan dunia kerja dan pengangguran lulusan. Jika pembenahan sistem seleksi mahasiswa baru dimaksudkan untuk menyaring mahasiswa sesuai kompetensi dasarnya, perhatian pada kualifikasi yang dituntut pasar kerja dimaksudkan sebagai patokan proses pengolahan kompetensi dasar tersebut. Untuk itu semua, kerja sama Perguruan Tinggi dan dunia kerja adalah perlu.

Tata Sutabri S.Kom, MM
Deputy Chairman of STMIK INTI INDONESIA
Jl. Arjuna Utara No.35 – Duri Kepa Kebon Jeruk
Jakarta Barat 11510 Telp. 5654969

Menggugah Perspektif Masyarakat Terhadap Paradigma Baru Sistem Pendidikan (Nasional)

Label:

Menggugah Perspektif Masyarakat Terhadap Paradigma Baru
Sitem Pendidikan (Nasional)

Pendahuluan

Berbicara mengenai sistem pendidikan dinegara kita tercinta ini, seolah tidak ada habis-habisnya memicu kontroversi dan polemik berkepanjangan yang terus bergulir ditingkahi dengan komentar yang memunculkan pemeo seperti “ganti pimpinan (menteri) berarti ganti kebijakan (sistem)” atau “tahun ajaran baru, ganti buku baru”, apakah ini sudah menjadi “suratan takdir“ bagi anak bangsa ini yang harus dijalani dalam proses menuju perbaikannya ? Dipersilahkan anda untuk mencari jawaban yang paling pas menurut kaidah dan persepsi masing-masing, dengan tanpa meninggalkan pengertian bahwa segala sesuatu itu pasti akan mengalami perubahan dan hanya satu yang tidak dapat berubah yaitu perubahan itu sendiri.

Dunia pendidikan (nasional) dirasakan selalu tertinggal dibandingkan dengan perkembangan teknologi, informasi maupun dunia bisnis yang seharusnya seiring sejalan dalam perkembangannya mengikuti tuntutan dan zamannya, apakah karena dunia pendidikan lebih banyak dan harus berorientasi kepada human investment katimbang memikirkan profit and lost yang bernaung dalam suatu wadah/lembaga dengan embel-embel nirlaba ? Mungkin ini suatu fenomena yang sering terjadi dalam dunia pendidikan (nasional) manakala kita ingin maju dan dihadapkan pada tantangan globalisasi disemua sektor.

Dan sebagai konsekuensinya yang muncul ketika kita ingin mewujudkan harapan cita-cita mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan dapat terwujud adalah bagaimana agar masyarakat mempunyai rasa memiliki (sense of belonging) terhadap perkembangan dunia pendidikan ini mengingat dalam membangun dan meningkatkan kualitas pendidikan tidak cukup hanya dengan memiliki spirit semata yang lebih konkrit lagi adalah terbentuknya suatu keinginan atau political will dan komitmen yang kuat dari segenap lapisan masyarakat.

Paradigma Baru Sitem Pendidikan

Dalam upaya menjawab kebutuhan dan tantangan dunia global saat ini, paling tidak ada dua aspek dalam sistem pendidikan yang dapat kita jadikan bahan kajian dan kita gali untuk dilakukan perubahan menjadi paradigma baru yang berlaku.

Aspek pertama adalah dalam hal metode pembelajaran, sejak dahulu metode pembelajaran kita selalu berorientasi dan bersumber hanya kepada guru dan berlangsung satu arah (one way), kita sepakat bahwa metode ini sudah tidak dapat dipertahankan lagi dengan tanpa mengenyampingkan bahwa GURU itu tetap harus menjadi insan yang patut di Gugu dan di tiRu. Sudah saatnya kini orientasi berubah tidak hanya kepada satu sumber saja (Guru), tetapi harus dilakukan berorientai kepada siswa dan secara multi arah, dengan terjadinya proses interaksi ini diharapkan akan menstimulir para siwa untuk lebih menumbuhkan tingkat kepercayaan dirinya, proaktif, mau saling bertukar informasi, meningkatkan keterampilan berkomunikasi, berfikir kritis, membangun kerja sama, memahami dan menghormati akan adanya perbedaan pendapat dan masih banyak harapan positif lainnya yang lahir dari adanya perubahan tersebut serta pada akhirnya siswa akan dihadapkan pada realitas yang sebenarnya dalam memandang dan memahami konteks dalam kehidupan kesehariannya.

Aspek kedua adalah menyangkut manajemen lembaga pendidikan itu sendiri, seperti kita alami selama ini dimana pada waktu sebelumnya sekolah hanya bergerak dan beroperasi sendiri-sendiri secara mandiri, maka dalam konteks pembelajaran masa kini dan kedepan setiap sekolah harus mempunyai dan membangun networking antar lembaga pendidikan yang dapat saling bertukar informasi, pengetahuan dan sumber daya, artinya sekolah lain sebagai institusi tidak lagi dipandang sebagai rival atau kompetitor semata tetapi lebih sebagai mitra (counterpart).

Memang jika kita pikirkan kembali kedua aspek paradigma baru ini dalam implementasinya tidak akan semudah seperti membalik telapak tangan, akan banyak ekses maupun aspek lainnya yang harus dipikirkan seperti misalnya berakibat akan adanya perubahan dan peran sebuah lembaga pendidikan yang selama ini kita pahami. Namun melalui konteks perubahan ini kelak akan jelas terlihat bagaimana sektor pendidikan akan dapat bersinergi dan seiring sejalan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi, pengetahuan dan bisnis sekalipun, karena ouput dari suatu pendidikan menjadi lebih berkualitas.

Implementasi Paradigma Baru Sisdiknas

Output yang bagaimana yang dapat kita harapkan dari suatu proses perubahan pendidikan dalam menuju kearah peningkatan kualitas adalah tergantung dari bagaimana kita mengimplemantisakan, dengan tetap berkomitmen dan berpegang pada aspek perubahan paradigma baru sistem pendidikan dan stressing nya difokuskan terhadap hal-hal berikut ini : (R.Eko Inrajit, 2006, Halaman 379)

1.Sistem Pendidikan harus diimplementasikan dengan berpegang pada prinsip “muatan lokal, orientasi global”
2.Konten dan kurikulum yang dibuat harus berbasis pada penciptaan kompetensi siswa (kognitif, afektif dan psikomotorik)
3.Proses belajar mengajar harus berorientasi pada pemecahan masalah riil dalam kehidupan, tidak sekedar mengawang-awang (problem base learning)
4.Fasilitas sarana dan prasarana harus berbasis teknologi informasi agar dapat tercipta jejaring pendidikan antar sekolah dan lembaga lainnya
5.Sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidkan harus mempunyai kemampuan multi dimensi yang dapat merangsang multi intelejensia peserta didik
6.Manajemen pendidikan harus berbasis sekolah ? Sistem informasi terpadu untuk menunjang proses administrasi dan strategis
7.Otoritas pemerintah daerah diharapkan lebih berperan dalam menunjang infrastruktur dan suprastruktur pendidikan ? Sesuai strategi otonomi daerah yang diterapkan secara nasional.

Penutup

Kita sepaham dan sepakat pada akhirnya bahwa “nasib” keberhasilan anak bangsa ini untuk dapat berkompetisi dan berhasil memenangkan persaingan di segala sektor di era global ini berada pada institusi pendidikan
Dalam upaya menciptakan keunggulan kompetitif ini, masyarakat perlu berpartisipasi secara aktif untuk dapat menumbuhkan dan menciptakan inovasi yang berharga bagi perkembangan dunia pendidikan, karena tanpa ada inovasi yang signifikan, pendidikan nasional hanya akan menghasilkan output yang tidak mandiri, kurang percaya diri dan selalu akan tergantung pada pihak lain.

Dalam perspektif masyarakat terhadap pendidikan harus mampu menjembatani dan mengatasi kesenjangan antara proses, hasil dan pengalaman selama dibangku sekolah dengan kenyataan tuntutan hidup yang riil.

Dalam era globalisasi ini tantangan pendidikan menjadi tidak terbatas (waktu, lokasi dll), jika kita (masyarakat) berdiam diri dan tidak mempunyai keinginan untuk melakukan suatu perubahan kearah perbaikan, maka bersiap-siaplah kita sebagai bangsa akan termajinalisasikan secara alami.

Semoga hal ini tidak akan terjadi, bagaimana menurut anda ……………….?

Tangerang, 27 Juni 2007

Ditulis oleh :
Endang Suryana
Pemerhati dan Praktisi Pendidikan dan Pelatihan
Mitra Consulting & Training (MCT Foundation)

Kepustakaan :

David McNally & Karl D.Speak (2004), Be Your Own Brand, Penerbit Gramedia Jakarta
Jansen H. Sinamo & Agus Santosa (2002), Pemimpin Kredibel, Pemimpin Visioner, Penerbit Institut Darma Mahardika, Jakarta
R.Eko Indrajit & R.Djokopranoto (2006), Manajemen Perguruan Tinggi, Penerbit Andi Yogjakarta
Suyanto, Prof, Ph.D (2006), Dinamika Pendidikan Nasional, Pusat Studi Agama dan Peradaban (PSAP) Muhammadiyah, Jakarta

———————————————————————————————————-
Biodata Singkat Penulis
Nama Lengkap : Endang Suryana
Jenis Kelamin/Status : Laki-Laki / K3
Tempat & Tgl Lahir : Bogor, 07 Nopember 1951
Alamat : Perumahan Pengayoman Jalan Banding IV Blok D8/17
Tangerang 15118
Telepun : 021-5531461 ; Mobile 0816779900
eMail : endangsuryana06@yahoo.co.id
Pendidikan : S2 Manajemen (STIE Jakarta)
S1 FISIP (Universitas 17 Agustus)
ATMI – Jakarta
Profesi : Managing Partner (MCT Foundation)

SISTEM KOMUNIKASI PERENCANAAN PENDIDIKAN

Label:

Karena lingkungan lembaga pendidikan selalu berubah seiring dengan perkembangan zaman, maka diperlukankomunikasi dalam hal sistem perencanaan pendidikan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan, penyusunan perencanaan, pengawasan, evaluasi, serta perumusan kebijakan yang sangat memerlukan komunikasi sebagai bahan pendukung pada perencanaan pendidikan. Dalam hal ini diperlukan suatu sistem pendekatan yaitu perencanaan pendidikan partisipatori.

Dalam perencanaan pendidikan memerlukan beberapa konsep mengenai perubahan lingkungan pendidikan, kebutuhan organisasi pendidikan akan perencanaan akibat perubahan lingkungan, ciri-ciri sistem yang akan dipakai dalam perencanaan, dan beberapa teori perencanaan. Hudson menunjukkan 5 proses perencanaan yaitu radical, advocacy, transactive, synoptic, dan incremental yang dikatakan sebagai taxonomy.

Perencanaan partisipatori berarti perencanaan yang melibatkan beberapa yang berkepentingan dalam merencanakan sesuatu yang dipertentangkan dengan merencanakan yang hanya dibuat oleh seseorang atau beberapa orang atas dasar wewenang kedudukan, seperti perencana di tingkat pusat kepala-kepala kantor pendidikan di daerah. Perencanaan partisipatori banyak melibatkan orang-orang daerah yang memiliki kepentingan atas obyek yang direncanakan.

karena itu perencanaan partisipatori, memerlukan informasi dari masyarakat dalam arti perlu pendekatan pada masyarakat untuk melaksanakan perencanaan pendidikan pada satu tempat (daerah). Dalam arti hubungan lembaga pendidikan dengan komunikasinya merupakan dasar untuk memudahkan pelaksanaan perencanaan pendidikan partispatori seperti kebiasaan lembaga pendidikan dan masyarakat bekerja sama membangun pendidikan. Komunikasi antara lembaga pendidikan dengan masyarakat merupakan realisasi teori common sense dalam komunikasi, bukan teori kompetisi atau teori kontrol.

Misi, Tujuan, dan Program Perencanaan

Setiap perencanaan pada umumnya memiliki satu tujuan perencanaan yang mencakup langkah keseluruhan perencanaan, mulai perencanaan strategi sampai keperencanaan operasional. Dengan demikian proses perencanaan melalui tahap-tahap seperti:
1. Menentukan kebutuhan dasar antisipasi terhadap perubahan lingkungan atau masalah yang muncul.
2. Melakukan forecasting, menentukan program, tujuan, misi perencanaan.
3. Menspesifikasi tujuan.
4. Menentukan standar performan.
5. Menentukan alat/metode/alternatif pemecahan
6. Melakukan implementasi dan menilai
7. Mengadakan reviu.

Karena itu perencanaan pendidikan memerlukan akuntabilitas dan kontrol agar sesuai dengan lapangan kerja dalam perencanaan pendidikan, sehubungan dengan usaha menciptakan iklim organisasi pendidikan yang hangat. Dalam hal ini diperlukan kerjasama dengan masyarakat. Sebab kegiatan perencanaan pendidikan pada umumnya tidak pernah bisa dilepaskan dari masyarakat, terutama pada masyarakat yang ada di sekitarnya.

Itu sebabnya mengapa perlu komunikasi dengan masyarakat, semua itu ada hubungannya di mana saling memberi, saling mendukung, dan saling menguntungkan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat. Karena masyarakat turut bertanggungjawab terhadap kemajuan dan kelancaran proses pendidikan dalam lembaga pendidikan. Karena masyarakat sudah menjadi bagian kegiatan yang penting dalam mengendalikan roda perjalanan organisasi pendidikan. Sehingga masalah yang muncul baik dari lembaga sendiri maupun di masyarakat dapat diselesaikan dengan mudah dan lebih tuntas.

Khusus para perencana pendidikan lebih-lebih perencanaan yang bersifat partisipatori yang perencanaan dilakukan bersama di antara pecinta pendidikan yaitu lembaga pendidikan dan warga masyarakat. Mereka yang dapat mempengaruhi pendidikan dan dapat dipengaruhi oleh pendidikan yang di sebut stakeholder.

Referensi:
Pidarta, Made, 2005, Perencanaan Pendidikan Partisipatori, Jakarta, P.T Asdi Mahasatya, Cetakan ketiga.

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)

Label:

Di dalam PP19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa dalam rangka melakukan penjaminan mutu pendidikan, pemerintah menetapkan 8 standar nasional pendidikan. Delapan standar tersebut adalah standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.

Dinyatakan juga sekolah adalah ujung tombak penjaminan mutu pendidikan, sekolah wajib mencapai atau melampaui standar nasional pendidikan. Dengan demikian sekolah memiliki tugas untuk mengoperasiona dan perlu selalu mengukur kinerjanya dalam mencapai standar nasional pendidikan, antara lain dengan melakukan evaluasi diri sekolah.
Incoming search terms:

* 8 standar nasional pendidikan 2011
* standar nasional pendidikan
* 8 standar nasional pendidikan
* standar nasional pendidikan 2011
* 8 standar pendidikan nasional
* delapan standar nasional pendidikan
* 8 standar pendidikan
* Standar Pendidikan Nasional
* 4 standar nasional pendidikan
* standar pendidikan

EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN

Label:

Evaluasi proses pembelajaran merupakan tahap yang perlu dilakukan oleh guru untuk menentukan kualitas pembelajaran. Kegiatan ini sering disebut juga sebagai refleksi proses pembelajaran, karena kita akan menemukan kelebihan dan kekurangan dari proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Dalam Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar proses dinyatakan bahwa evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan poses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:
a. Membandingkan poses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses
b. Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru

A. EVALUASI DIRI
Evalusi proses pembelajaran dapat dilakukan oleh guru yang bersangkutan secara mandiri. Guru dapat menuangkan evaluasi yang telah dilakukannya dalam jurnal refleksi pembelajaran. Guru dapat mengisi jurnal ini pada setiap pelajaran yang telah diberikan/ diajarkan atau selama guru tersebut melaksanakan pekerjaan sehari-harinya sebagai guru
Jurnal merekam renungan dan refleksi dari pikiran, seperti:
• Apa yang saya ajarkan hari ini?
• Apa yang masih membingunkan bagi siswa?
• Apakah saya menemukan masalah dan issu yang tidak diharapkan?
• Apa jenis pembelajaran tingkat tinggi yang saya sampaikan?
• Apa jenis pembelajaran tingkat rendah yang saya sampaikan?
• Apakah siswa saya dapat menerima materi yang saya ajarkan?
• Apakah saya telah membelajarkan siswa?
• Bagaimana saya memperbaiki tehnik pembelajaran?
• Apa yang ingin dan perlu kuketahui lebih banyak lagi?
• Apa sumber belajar yang memberi ilham dan menyenangkan saya (photo, websites, dll)?
• Apakah tujuan pembelajaran dapat tercapai?

B. EVALUASI KOLABORATIF
Guru dapat melakukan evaluasi proses pembelajaran secara kolaboratif. Kolaborasi dapat dilakukan dengan rekan guru atau siswa.

C. DOKUMENTASI PROSES PEMBELAJARAN
Dalam evaluasi proses pembelajaran, yang perlu diperhatikan juga adalah mendokumentasikan berbagai hal yang menyangkut proses pembelajaran. Hal-hal yang perlu didokumentasikan adalah:
1. dokumen silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2. dokumen hasil diskusi, kliping, laporan hasil analis terhadap suatu masalah yang menunjukkan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar
3. dokumen pemanfaatan berbagai fasilitas yang menunjukkan difungsikannya sumber-sumber belajar
4. dokumen yang menunjukkan adanya kegiatan mengunjungi perpustakaan, mengakses internet, kelompok ilmiah remaja, kelompok belajar bahasa asing (bahasa inggris, bahasa arab, bahasa jepang, bahasa mandarin, bahasa perancis, dan lain-lain), mengunjungi sumber belajar di luar lingkungan sekolah (museum, kebun raya, pusat industri, dan lain-lain) yang menunjukkan adanya program pembiasaan mencari informasi/pengetahuan lebih lanjut dari berbagai sumber belajar
5. dokumen pemanfaatan lingkungan baik di dalam maupun di luar kelas seperti kebun untuk praktek biologi, daur ulang sampah, kunjungan ke laboratorium alam, dan sebagainya yang menunjukkan adanya pengalaman belajar untuk memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab
6. dokumen kegiatan pekan bahasa, seni dan budaya, pentas seni, pameran lukisan, teater, latihan tari, latihan musik, ketrampilan membuat barang seni, karya teknologi tepat guna dan lain sebagainya yang menunjukkan adanya pengalaman mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya
7. dokumen kegiatan megunjungi pameran lukisan, konser musik, pagelaran tari, musik, drama, dan sebagainya yang menunjukkan adanya pengalaman mengapresiasikan karya seni dan budaya
8. dokumen kegiatan mengikuti pertandingan antar kelas, tingkat kabupaten / propinsi / nasional yang menunjukkan adanya pengalaman belajar untuk menumbuhkan sikap kompetitif dan sportif.
9. dokumen pembiasaan dan pengamalan ajaran agama seperti aktivitas ibadah bersama, peringatan hari-hari besar agama, membantu warga sekolah yang memerlukan
10. dokumen penugasan latihan ketrampilan menulis siswa, seperti: hasil portofolio, buletin siswa, majalah dinding, laporan penulisan karya tulis, laporan kunjungan lapangan, dan lain-lain
11. dokumen laporan kepengawasan proses pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah
Incoming search terms:

* evaluasi pembelajaran
* evaluasi proses pembelajaran
* proses pembelajaran
* evaluasi proses
* evaluasi belajar
* proses evaluasi
* evaluasi pendidikan
* evaluasi program pembelajaran
* evaluasi belajar dan pembelajaran
* jurnal evaluasi pendidikan

BERBAGAI JENIS MEDIA PEMBELAJARAN

Label:

Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang palng sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang.

Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media.

Rudy Bretz (1971) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan gerak):

1. Media audio

2. Media cetak

3. Media visual diam

4. Media visual gerak

5. Media audio semi gerak

6. Media visual semi gerak

7. Media audio visual diam

8. Media audio visual gerak

Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:

1. audio : Kaset audio, siaran radio, CD, telepon

2. cetak : buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar

3. audio-cetak : kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis

4. proyeksi visual diam : Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)

5. proyeksi audio visual diam : film bingkai slide bersuara

6. visual gerak : film bisu

7. audio visual gerak : film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi

8. obyek fisik : Benda nyata, model, spesimen

9. manusia dan lingkungan : guru, pustakawan, laboran

10. komputer : CAI

Schramm (1985) menggolongkan media berdasarkan kompleksnya suara, yaitu: media kompleks (film, TV, Video/VCD,) dan media sederhana (slide, audio, transparansi, teks). Selain itu menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak / radio, televisi), media kelompok (liputannya seluas ruangan / kaset audio, video, OHP, slide, dll), media individual (untuk perorangan / buku teks, telepon, CAI).

Henrich, dkk menggolongkan:

1. media yang tidak diproyeksikan

2. media yang diproyeksikan

3. media audio

4. media video

5. media berbasis komputer

6. multi media kit.

Pada artikel ini, media akan diklasifikasikan menjadi media visual, media audio, dan media audio-visual.





A. MEDIA VISUAL

1. Media yang tidak diproyeksikan

1. Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.
2. Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
3. Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:

1) gambar / foto: paling umum digunakan

2) sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan.

3) diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari sel samapai organisme.

4) bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal.

5) grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan.



2. Media proyeksi

1. Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:

- Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu

- Membuat sendiri secara manual

2. Film bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.



B. MEDIA AUDIO

1. Radio

Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.

2. Kaset-audio

Yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Keuntungannya adalah merupakan media yang ekonomis karena biaya pengadaan dan perawatan murah.



C. MEDIA AUDIO-VISUAL

1. Media video

Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.



2. Media komputer

Media ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara interaktif, bukan hanya searah. Bahkan komputer yang disambung dengan internet dapat memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu serta menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas.
Incoming search terms:

* situs pendidikan
* contoh media pembelajaran
* jenis-jenis media pembelajaran
* jenis media pembelajaran
* jenis jenis media pembelajaran
* jenis-jenis media
* jenis media
* jenis media pendidikan
* jenis jenis media
* gambar media pembelajaran

UJUNG TOMBAK PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

Label:

Mutu Pendidikan sudah lama menjadi bahan perbincangan. Tidak dapat dipungkiri bahwa mutu pendidikan di Indonesia belum menggembirakan. Kondisi sekolah, seperti kurikulum sekolah yang tidak disahkan dan direview, banyaknya peserta didik yang belum dapat mencapai kompetensi yang diharapkan, proses pembelajaran yang belum sesuai standar, partisipasi masyarakat yang semakin menurun, kerusakan gedung sekolah, kurangnya kualitas guru di daerah, serta masalah pemerataan guru masih banyak dijumpai.

Sebagai komitmen terhadap mutu, pemerintah merancang sistem penjaminan mutu pendidikan (SPMP). SPMP dituangkan dalam Permendiknas No. 63 tahun 2009. Dalam Permendiknas tersebut dinyatakan bahwa “Penjaminan mutu adalah serangkaian proses dan sistem yang terkait untuk mengumpulkan , menganalisis, dan melaporkan data mutu tentang kinerja staf, program, dan lembaga” . Dengan demikian dalam rangka mengimplementasikan SPMP diawali dengan kegiatan mengumpulkan data berdasarkan kondisi real untuk mendapatkan data yang valid. Data yang terkumpul akan dianalisis dan dilaporkan, dan digunakan sebagai sumber data dalam menyusun program atau kebijakan selanjutnya. Akhirnya akan tersusun program-program dari data yang buttom up, sesuai kebutuhan dan tepat sasaran bagi peningkatan mutu pendidikan. Kegiatan ini dilakukan terus menerus untuk menciptakan budaya mutu.

Sekolah adalah ujung tombak penjaminan mutu. Namun demikian keberhasilan implementasi SPMP tidak hanya tanggung jawab satu lembaga atau satu individu saja. Implementasi SPMP diperlukan komitmen dari berbagai pihak terkait. Dapat dikatakan quality is everybody bisnis atau mutu adalah tanggung jawab setiap orang.

Berkaitan dengan perannya sebagai ujung tombak penjaminan mutu, sekolah wajib mengoperasionalkan delapan standar nasional pendidikan yang meliputi: Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Penilaian, Standar Proses, Standar Pengelolaan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, serta Standar Pembiayaan. Kedelapan Standar Nasional Pendidikan inilah yang dijadikan sebagai acuan mutu pendidikan. Dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa “Dalam rangka melakukan penjaminan mutu pendidikan pemerintah menetapkan standar nasional pendidikan”. Dengan demikian sekolah wajib mencapai atau melampaui delapan standar nasional pendidikan tersebut. Dokumen delapan standar nasional pendidikan menjadi dokumen wajib bagi sekolah untuk dimiliki, dikaji, dianalisis dan diimplementasikan di sekolah.

Kegiatan yang dapat dilakukan oleh sekolah dalam mengimplementasikan SPMP, diantaranya adalah melakukan Evaluasi Diri Sekolah (EDS). EDS adalah proses evaluasi diri yang didorong secara internal oleh sekolah itu sendiri dengan melibatkan pemangku kepentingan guna melihat kinerja sekolah terhadap pencapaian SPM dan SNP yang hasilnya dipakai sebagai dasar dalam peningkatkan mutu proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa yang terumuskan dalam RKS.

Sekolah melakukan EDS karena merasa perlu mengevaluasi kinerjanya terhadap pencapaian standar nasional pendidikan. EDS dilakukan oleh sekolah dan untuk sekolah. Jadi EDS dilakukan karena komitmen dari pihak sekolah sendiri untuk selalu memperbaiki dan mengembangkan sekolahnya, bukan karena tuntutan pihak luar, misal karena dikejar-kejar atau diminta laporan oleh pihak dinas atau LPMP.

Sebagian sekolah telah melaksanakan EDS. Beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti dalam pelaksanaan EDS adalah sebagai berikut: 1) Keterlibatan komite dan orang tua belum optimal; 2) Pembinaan pengawas ke sekolah binannya belum optimal; 3) Kemampuan mengoperasikan computer pada beberapa sekolah masih kurang; 4) Adanya sekolah yang tidak memiliki komitmen untuk melakukan EDS.

Komite dan wakil orang tua sebagai anggota tim pengembang sekolah belum optimal melakukan tugasnya. Komite dan wakil orang tua di beberapa sekolah sekedar menghadiri kegiatan pengisian instrument EDS, tetapi tidak terlibat memberikan sumbangan-sumbangan pemikiran untuk mengisi dan menganalisis instrument EDS. Bahkan beberapa sekolah merasa enggan untuk melibatkan komite dan wakil orang tua karena beranggapan tidak ada artinya pelibatan mereka. Untuk itu perlu perubahan pola pikir dari pihak sekolah bahwa keterlibatan komite dan orang tua ini sangat dibutuhkan dalam melakukan EDS. Tidak hanya sekedar tertulis dalam SK, penunjukan komite dan wakil orang tua harus yang benar-benar memiliki komitmen dan kapasitas untuk turut mengembangkan sekolah melalui kegiatan EDS. Dengan keterlibatan komite dan orang tua membuat mereka memahami kondisi sekolah dan kondisi yang harus dicapai sekolah, yang selanjutnya dapat memunculkan komitmen dan tanggung jawab yang lebih tinggi untuk turut serta mengembangkan sekolahnya.

Peran pengawas dalam implementasi EDS di satuan pendidikan dapat dikatakan belum optimal, meskipun tidak terjadi pada semua pengawas. Ada sebagian pengawas yang tidak benar-benar mendampingi sekolah binaannya untuk mengisi dan menganalisis EDS. Bahkan dijumpai pengawas yang belum memahami apa, mengapa dan bagaimana EDS. Sementara pengawas merupakan anggota tim pengembang sekolah, peran pengawas adalah membina sekolah dalam melakukan EDS sekaligus memonitor valid atau tidaknya data EDS, karena data ini akan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan laporan monitoring sekolah oleh pemerintah daerah (MSPD). Dengan demikian keterlibatan pengawas dalam melakukan EDS mempermudah tugasnya dalam menyusun MSPD.

Kurangnya penguasaaan ICT juga menjadi kendala dalam pelaksanaan EDS. Khususnya pada jenjang pendidikan dasar. Keterbatasan SDM dalam mengoperasikan komputer menyebabkan kesulitan untuk menyelesaikan EDS. Kondisi yang dijumpai adalah sebagian sekolah memiliki hard copi laporan EDS tetapi file tidak ditemukan bahkan sudah tidak tersimpan lagi, ini menjadi kendala dalam memperbaiki data. Penguasaan ICT mendukung keterlaksanaan EDS, apalagi dengan adanya instrument EDS online yang harus diisi oleh sekolah berdasarkan EDS manual. Selain itu beberapa sekolah yang telah memiliki fasilitas on line mempermudah komunikasi dengan pendampingan, melalui pemanfaatan email, chatting, web/blog, facebook dan sebagainya sehingga EDS terlaksana lebih optimal.

Sementara itu sekolah yang memiliki sumber daya memadai tetapi tidak ada komitmen untuk melakukan EDS juga menjadi kendala. Sejak awal sekolah tidak merespon program EDS, karena belum merasakan manfaat dari EDS. Hal tersebut membutuhkan kerjasama yang lebih erat dan komunikasi yang lebih intensif antara pendamping, pengawas dan pihak sekolah.

Dengan perannya sebagai ujung tombak penjaminan mutu, sekolah memerlukan dukungan dari berbagai pihak terkait. Beberapa kegiatan yang tidak dapat ditindaklanjuti oleh sekolah tentunya akan ditindak lanjuti oleh pemerintah daerah baik kab/kota, propinsi, maupun pemerintah pusat, termasuk LPMP sesuai dengan kewenangannya masing-masing.

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) benar-benar harus terpahami dan terinternalisasi pada diri setiap pemangku kepentingan. Sudah saatnya untuk mengubah pola kerja yang berorientasi kuantitas atau keterlaksanaan tugas menuju orientasi mutu / kualitas. Sampai saat ini kita masih merasakan bahwa program-program yang dilakukan berbagai instansi terkait masih sekedar berjalan atau hanya mencapai target kuantitas. Budaya mutu yang seharusnya dibangun tidak hanya di sekolah belum tercipta.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa sistem penjaminan mutu pendidikan dapat terimplementasi sesuai yang diharapkan dan mampu meningkatkan mutu pendidikan ketika ada komitmen dari semua pihak terkait. Sekolah meningkatkan perannya sebagai ujung tombak penjaminan mutu pendidikan. Instansi terkait lainnya menjalankan peran sesuai wewenangnya masing-masing. Bersama-sama membangun budaya mutu. Hal tersebut bukan sebuah pekerjaan yang semudah membalikkan telapak tangan, tetapi membutuhkan kerja keras dan usaha. Karena tidak akan ada artinya ketika sistem sudah baik tetapi SDM yang ada tidak memiliki komitmen untuk mencapai mutu.

http://lpmpsulsel.net
Incoming search terms:

* guru merupakan ujung tombak dalam pencapaian kompetensi siswa
* guru sebagai ujung tombak pendidikan
* guru merupakan ujung tombak pencapaian kompetensi siswa
* guru sebagai ujung tombak
* guru merupakan ujung tombak
* guru sebagai ujung tombak dalam pendidikan
* budaya mutu pendidikan
* bagaimana sekolah melakukan penjaminan mutu
* ujung tombak penjaminan mutu pendidikan
* keadaan mutu pendidikan di indonesia

UJI KOMPETENSI AWAL PRASERTIFIKASI GURU

Label:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerapkan uji kompetensi guru mulai tahun 2012. Uji kompetensi awal (UKA) dilakukan berdasarkan hasil konsorsium sertifikasi guru. Melalui UKA akan terjaring 250 000 guru yang berhak mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) tahun 2012. Di akhir PLPG dilakukan tes akhir untuk menentukan bahwa guru layak mendapat sertifikat pendidik profesional. PLPG dilaksanakan selama 10 hari oleh perguruan tinggi yang ditunjuk. Sedangkan guru yang tidak lolos UKA mendapat kesempatan untuk mengulang setelah dilakukan pembinaan. Melalui UKA akan tersusun peta kompetensi guru yang dapat dijadikan dasar untuk menyusun program-program peningkatan kompetensi guru.

UKA dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia pada tanggal 25 Februari 2012. Quota tahun ini adalah 300 000 guru untuk jenjang TK – SMK sederajat dan guru PLB. UKA dilaksanakan di Kabupaten Kota masing-masing. Pengumuman kelulusan tanggal 18 Maret 2012.

Pelaksanaan UKA akan diawasi dan di pantau oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LPMP), Perguruan Tinggi, seta Dinas Pendidikan Propinsi dan Kabupaten. Sebagai pengawas ruang adalah pengawas sekolah.

Soal UKA dibuat secara nasional oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan. Materi UKA meliputi 30% kompetensi pedagogi dan 70% kompetensi professional. Soal akan digandakan dan di distribusikan ke tempat pelaksanaan UKA oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). Guru akan mengerjakan soal dan mengisi lembar jawab komputer (LJK). LJK yang telah diisi akan dibawa ke LPMP dan dikirim kembali ke pusat.

Adapun kisis-kisi dapat download di sergur.kemdiknas.go.id/index.php?pg=kisiuka atau beberapa ada di bawah ini

Guru Kelas SD

Guru kelas SDLB

IPA SMP

Biologi SMA
Incoming search terms:

* pengumuman kelulusan UKA
* kriteria kelulusan uka
* hasil uji kompetensi awal
* uji kompetensi awal
* uji kompetensi guru
* kriteria kelulusan uka guru
* Kriteria kelulusan UKA 2012
* HASIL UJIAN PRASERTIFIKASI GURU 2012
* pengumuman uji kompetensi awal
* pengumuman uji kompetensi guru

Manajemen Berbasis Sekolah

Label:

Manajemen Berbasis Sekolah

Website SchoolDevelopment.Net merupakan bagian dari Pendidikan Network Indonesia dan tujuan utama kami adalah pengembangan pendidikan di Indonesia. Tetapi, kami sudah menerima beberapa surat yang mengucapkan terima kasih dari konsultan-konsultan pendidikan yang sedang bekerja di negara lain yang sedang berkembang. Kami ingin mengumpulkan sebanyak mungkin informasi praktis dari mereka yang berpengalaman di lapangan - supaya dapat digunakan oleh semua negara yang sedang berkembang (developing country). Di bidang pendidikan, negara mana yang tidak dapat disebut developing country?

Sebelum desentralisasi, beberapa sekolah di Indonesia sudah melaksanakan proses Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) secara mandiri dan mereka mampu mengatasi banyak masalah-masalah yang berkaitan dengan pengembangan sekolah secara internal. Sekolah-sekolah ini, sebagian yang didaftar (sebelah kiri), disebut sebagai pelopor, dan perkembangannya sebenarnya cukup hebat. Kepala sekolah juga termasuk berani kalau kita melihat keadaan lingkungan dan paradigma sistem manajemen pendidikan saat itu.

Sekarang, di beberapa propinsi di Indonesia kami mulai dapat melihat kemampuan sebenarnya dari MBS karena dukungan yang diberikan dari Pemerintah Daerah dan Dinas Pendidikan. Transformasi yang dilaksanakan luar biasa. Proses MBS tidak dapat disebut baru di Indonesia, tetapi pelaksanaan sekarang dibuktikan dapat mengubah kebudayaan dan sistem supaya pengembangannya menjadi efektif dan "sustainable".

Apa yang membuat implementasi sekarang menjadi efektif?
Dasarnya adalah - Manajemen implementasi yang bagus. Seperti semua inisiatif yang lain, manajemen yang bagus adalah kunci untuk implementasi yang afektif. Bila perubahan sistemik dilaksanakan tanpa perubahan kebudayaan organisasi, implementasinya sering gagal dan kembali ke keadaan sebelumnya, seperti kita sudah melihat dulu setelah kepala sekolah yang mendorong prosesnya dipindahkan ke sekolah yang lain.

Untuk implementasi yang bagus semua stakeholder harus sangat mengerti peran mereka masing-masing. Sesuai dengan etos MBS peran mereka tidak dapat dipastikan dari awal secara hitam di atas putih, mereka perlu, secara proses terbuka, mendiskusikan dan menukar pikiran supaya peran mereka yang paling mendukung guru di lapangan dan proses belajar-mengajar secara maksimal dapat ditentukan. Di dalam program baru, tidak ada peserta (stakeholder) yang dianggap superior, semua stakeholder walau mereka adalah Dewan Pendidikan, guru baru, atau orang tua yang petani, membawa input (pengalaman) dan kebutuhan mereka ke meja diskusi untuk mencari jalan terbaik untuk membantu stakeholder yang lain maupun keperluan mereka sendiri. Sekarang, yang juga sangat mendukung prosesnya adalah kita sekalian mengimplementasikan PAKEM (Contextual Learning).
PAKEM - Contextual Learning

Bila proses-proses di atas sudah diikuti dengan baik, dan berjalan secara efektif kita seharusnya dapat melihat situasi pengajaran dan pelajaran yang lebih baik, tetapi bila kita tidak mulai menghadapi hal cara siswa kita belajar, dan apa yang mereka pelajari keuntungan mungkin tidak dapat dilihat dari hasil karya mereka (outcomes). Yang pertama, apa maksud kami "apa yang mereka pelajari". Maksud kami bukan kurikulum, kurikulumnya tidak akan diubah. Yang kami maksud adalah mereka perlu mulai belajar mengenai cara mereka belajar (learning how to learn), cara belajar secara penemuan (discovery), secara kreatif, analisa, dan kritis, supaya mereka dapat menjadi pelajar selama hidup (life-long learners) yang efektif.
Bacaan tertarik: Untuk apa pendidikan?

Yang kedua, "cara siswa kita belajar", apa itu PAKEM (Contextual Learning)?
"A conception that helps teachers relate subject matter content to real world situations and motivates students to make connections between knowledge and its applications to their lives as family members, citizens, and workers." (BEST, 2001).
Satu konsep yang membantu guru-guru menghubungkan isinya mata pelajaran dengan situasi keadaan di dunia (real world) dan memotivasikan siswa/i untuk lebih paham hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya kepada hidup mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan karyawan-karyawan.

PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Fokus PAKEM adalah pada kegiatan siswa di dalam bentuk group, individu, dan kelas, partisipasi di dalam proyek, penelitian, penelidikan, penemuan, dan beberapa macan strategi yang hanya dibatas dari imaginasi guru.

Phillip Rekdale (Jakarta, November 2005)

Website ini sebagai percobaan untuk menggunakan teknologi yang dapat membantu sosialisasi prinsip-prinsip MBS. Kami akan berusaha untuk memasang informasi yang praktis dan baru dari lapangan mengenai perkembangan sekolah. Tetapi, yang sangat penting untuk sekolah di lapangan adalah informasi, khusus contoh-contoh perkembangan yang langsung dari lapangan. Sekolah-sekolah yang sudah mengimplementasikan program sejenis MBS (berdasar lingkungan sekolah) Mohon mengirim informasi mengenai perkembangan anda ke SchoolDevelopment.Net supaya informasi anda dapat membantu sekolah lain.
Website SchoolDevelopment.Net merupakan bagian dari Pendidikan Network Indonesia dan tujuan utama kami adalah pengembangan pendidikan di Indonesia. Tetapi, kami sudah menerima beberapa surat yang mengucapkan terima kasih dari konsultan-konsultan pendidikan yang sedang bekerja di negara lain yang sedang berkembang. Kami ingin mengumpulkan sebanyak mungkin informasi praktis dari mereka yang berpengalaman di lapangan - supaya dapat digunakan oleh semua negara yang sedang berkembang (developing country). Di bidang pendidikan, negara mana yang tidak dapat disebut developing country?

Sebelum desentralisasi, beberapa sekolah di Indonesia sudah melaksanakan proses Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) secara mandiri dan mereka mampu mengatasi banyak masalah-masalah yang berkaitan dengan pengembangan sekolah secara internal. Sekolah-sekolah ini, sebagian yang didaftar (sebelah kiri), disebut sebagai pelopor, dan perkembangannya sebenarnya cukup hebat. Kepala sekolah juga termasuk berani kalau kita melihat keadaan lingkungan dan paradigma sistem manajemen pendidikan saat itu.

Sekarang, di beberapa propinsi di Indonesia kami mulai dapat melihat kemampuan sebenarnya dari MBS karena dukungan yang diberikan dari Pemerintah Daerah dan Dinas Pendidikan. Transformasi yang dilaksanakan luar biasa. Proses MBS tidak dapat disebut baru di Indonesia, tetapi pelaksanaan sekarang dibuktikan dapat mengubah kebudayaan dan sistem supaya pengembangannya menjadi efektif dan "sustainable".

Apa yang membuat implementasi sekarang menjadi efektif?
Dasarnya adalah - Manajemen implementasi yang bagus. Seperti semua inisiatif yang lain, manajemen yang bagus adalah kunci untuk implementasi yang afektif. Bila perubahan sistemik dilaksanakan tanpa perubahan kebudayaan organisasi, implementasinya sering gagal dan kembali ke keadaan sebelumnya, seperti kita sudah melihat dulu setelah kepala sekolah yang mendorong prosesnya dipindahkan ke sekolah yang lain.

Untuk implementasi yang bagus semua stakeholder harus sangat mengerti peran mereka masing-masing. Sesuai dengan etos MBS peran mereka tidak dapat dipastikan dari awal secara hitam di atas putih, mereka perlu, secara proses terbuka, mendiskusikan dan menukar pikiran supaya peran mereka yang paling mendukung guru di lapangan dan proses belajar-mengajar secara maksimal dapat ditentukan. Di dalam program baru, tidak ada peserta (stakeholder) yang dianggap superior, semua stakeholder walau mereka adalah Dewan Pendidikan, guru baru, atau orang tua yang petani, membawa input (pengalaman) dan kebutuhan mereka ke meja diskusi untuk mencari jalan terbaik untuk membantu stakeholder yang lain maupun keperluan mereka sendiri. Sekarang, yang juga sangat mendukung prosesnya adalah kita sekalian mengimplementasikan PAKEM (Contextual Learning).
PAKEM - Contextual Learning

Bila proses-proses di atas sudah diikuti dengan baik, dan berjalan secara efektif kita seharusnya dapat melihat situasi pengajaran dan pelajaran yang lebih baik, tetapi bila kita tidak mulai menghadapi hal cara siswa kita belajar, dan apa yang mereka pelajari keuntungan mungkin tidak dapat dilihat dari hasil karya mereka (outcomes). Yang pertama, apa maksud kami "apa yang mereka pelajari". Maksud kami bukan kurikulum, kurikulumnya tidak akan diubah. Yang kami maksud adalah mereka perlu mulai belajar mengenai cara mereka belajar (learning how to learn), cara belajar secara penemuan (discovery), secara kreatif, analisa, dan kritis, supaya mereka dapat menjadi pelajar selama hidup (life-long learners) yang efektif.
Bacaan tertarik: Untuk apa pendidikan?

Yang kedua, "cara siswa kita belajar", apa itu PAKEM (Contextual Learning)?
"A conception that helps teachers relate subject matter content to real world situations and motivates students to make connections between knowledge and its applications to their lives as family members, citizens, and workers." (BEST, 2001).
Satu konsep yang membantu guru-guru menghubungkan isinya mata pelajaran dengan situasi keadaan di dunia (real world) dan memotivasikan siswa/i untuk lebih paham hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya kepada hidup mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan karyawan-karyawan.

PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Fokus PAKEM adalah pada kegiatan siswa di dalam bentuk group, individu, dan kelas, partisipasi di dalam proyek, penelitian, penelidikan, penemuan, dan beberapa macan strategi yang hanya dibatas dari imaginasi guru.

Phillip Rekdale (Jakarta, November 2005)

Website ini sebagai percobaan untuk menggunakan teknologi yang dapat membantu sosialisasi prinsip-prinsip MBS. Kami akan berusaha untuk memasang informasi yang praktis dan baru dari lapangan mengenai perkembangan sekolah. Tetapi, yang sangat penting untuk sekolah di lapangan adalah informasi, khusus contoh-contoh perkembangan yang langsung dari lapangan. Sekolah-sekolah yang sudah mengimplementasikan program sejenis MBS (berdasar lingkungan sekolah) Mohon mengirim informasi mengenai perkembangan anda ke SchoolDevelopment.Net supaya informasi anda dapat membantu sekolah lain.

Label:

SaJaK-SaJaK SuNdA

LEMAH CAI KURING

Lemah cai kuring..
nagri endah asri..
sugih cacah jiwa..
bahan lubak libuk..

sim kuring…tresna miwah nyaah
ka lemah cai pribadi
kuring suka…kuring betah
di bali geusan ngajadi

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
DUNYA

Nyawang mangsa katukang
hate honcewang..salempang
kuring lir ibarat….manuk
anu keur diajar hiber
dipaksa incah tina sayang
gimir…sieun….
sieun ku geledegna dunya
anu can puguh kumaha kahareupna
anu can puguh naon nu bakal tumiba

tapi ieu hiji kanyataan
anu moal bisa disingkahan
lalaunan tapi pasti, kuring bakal nyorang
nyorang lampah anu nyata….
lampah anu saestuna kudu dipilampah
ku sakumna insan nu kumelendang di alam dunya

kiwari……kuring teu galideur deui
moal inggis dina nyorang kahirupan
moal sieun dina nyorang lalakon
pikeun ngawangun jati diri anu sajati
jati diri lalaki pinilih
lalaki langit lalanang jagat

ayeuna…didieu, kuring nangtung
ajeg panceg lir ibarat tunggul kai
moal unggut kalinduan moal gedang kaanginan
moal ngeplek jawer ngandar jangjang
dina nyanghereupan…DUNYA
======================================================================

DIDIEU KURING NANGTUNG

didieu mangsa katukang
kuring nangtung…

nitenan endahna alam priangan
lembur nu singkur, tengtrem karaharjaan
di luhur gunungna, dina legok landeuhna
ku herang caina, ku loba laukna
geledegan tangkalna, recet manukna
piit leutik dina luhur tangkal kai
nitenan pucuk awi ting garupay
mapag mangsa isuk-isuk

didieu mangsa ayeuna
kuring nangtung…

nitenan robahna alam priangan
gunungna geus ditugaran
tangkalna geus dituaran
caina mimiti beak, laukna paeh sakarat
piit leutik dina luhur tangkal kai
nitenan pucuk awi ting garupay
semu sedih tur nalangsa
ku ruksakna alam priangan

didieu kuring nangtung…

Label:

DARI BAKAUHUNI



sebuah selat

menjadi botol-botol kenangan

dan lutut-lutut lelah

yang menumpang kapal megah

menjadi luapan soda

di botol kenanganku yang pecah



dari bakauhuni

laut menghitung kenangannya sendiri

sementara aku mengayuh masa lalu

dengan kecerdasan yang buntu

bukankah di darat pun diusik mimpi

sebuah rumah atau warisan tanah

atau ibu yang rindu menantu

atau asap-asap cemburu

bisakah diangkut perahu

dari botol-botol kenanganku



dari bakauhuni

aku menjengkali hati

sampai merak

sampai laut menolak ombak

sampai berbotol-botol kenanganku

menjadi anggur yang terus kuteguk

sampai mabuk dalam jutaan kata

yang jatuh dan kujatuhkan

pada botol-botol sunyi

yang bangun dan kubangunkan

pada botol-botol puisi



2003




PUISI-PUISI BARU



di antara musik-musik risauku

telah disisipkan zikir-zikir asing

yang meloncat ke masa depan

sekaligus merindukan pemakaman

selalu saja terdengar batuk ayahku

menggerayangi puisi-puisi baru

dan selalu aku memendam doa

dalam sehimpun diam yang tajam



seperti kesederhanaan yang kupilih

kembali kuhalau salam mikail

ke kampung halamanku yang cacat

masih juga sumpah-sumpahku

mengerangkengi kata-kata yang lelah

dan seperti kegelisahan yang lemah

akar-akar pikiranku memuai

membelit sajak-sajakku yang lunglai



tetapi di pangkal tidurku

harus kususun mimpi-mimpi

yang paling mengesankan

sekaligus paling mencekam

bukankah suatu saat akan tergilir

ribuan doa yang setiap malam kuukir

bukankah suatu saat akan menerkam

ribuan puisi yang setiap malam kugandakan



2003


SAJAK KEPULANGAN



pohon-pohon palma

tiang-tiang listrik yang menyala

ruas-ruas jalan raya yang murka

menjadi doa-doa yang kucerap

dengan kepala yang berat



demikian rindu mencapai kota

setelah tahun-tahun sulit

memindahkan wajah ibuku

ke kanvas basah yang dicelupkan

dan diwarnai warna kulitku



tetapi selalu harus ada yang dibunuh

sekolah rendah ayahku

sawah warisan kakek buyutku

tanah sempit pekuburan keluargaku

selalu meneteskan darah abu-abu



sampai aku memutar arah

setelah lelancip jam menikam langkah

selain maskumambang yang kutembang

bermungkin-mungkin aku terus berenang

menyebrang tangis mensorga remang



kini aku harus berburu

di tanah kuburan ari-ariku

di tapak payah 10 tahun sakit-gembiraku

demikian sulit melelang kota

yang terus membelukar di kepala



2003




TAHUN KELAHIRAN



Tahun kelahiran pun menjadi daun-daun

pisang yang merimbuni kebun keluargaku.

Dan musim biru mengasuh serdadu,

melampaui kecerdasan ibu-bapakku.

Lalu tiap kepala membentuk wajah serupa

dalam bait-bait sajak dukun beranak.



Pada pelepah usiaku yang mengusung

purnama di titik terlambat arah jarum jam,

tahun kelahiranku memahat gadis pada rumah,

ketika nada-nada minor siulan bapakku,

menghentikan biji-bijian mencinta tanah,

dan birahi yang dikucilkan musim basah.



Kini, Segala yang merambat membagi

jarak pada peta jiwaku yang berwarna. Tak ada

musim panen yang melahirkan tahun bisu,

selain ibuku, menunggu menantu di jalan buntu.

Selain aku, menanam tahun dalam puisi, tumbuh

menjadi anak-anak yang kulahirkan sendiri.



2003.








MANUSKRIP MASA LALU



Pada pori-pori ibuku, aku menyusu keringat

bersama rasa cinta yang mengkilap. Ke timur

arah kembara, telah kumuntahkan jarum jam

yang mendarah dan mendaging dalam ruhku.

Bukankah tak pernah tidur segala rasa sakit,

ketika rumah mesti dibangun puluhan tahun,

ketika jelaga mesti dihisap sebelum cahaya

bulan siap menginap.



Menuju fatamorgana, pada hari raya yang

mencerna duka cita. Aku menggoyang lonceng

dan memastikan kegembiraan telah bertengger

di ujung tanduk. Tapi bukankah ibu harus

memasak masa lalu, untuk disuguhkan pada

anak-anaknya dan ayahku yang menggadai

lapar pada tahun-tahun yang menggelegar.



Bersama nyanyian adikku yang menghibur

boneka kayu, aku mengira segala yang

sederhana, yang telah kuteguk dengan

terpaksa, harus kumuntahkan perlahan-lahan.

Tapi bukankah segala yang bersinar, menerangi

kesempurnaan. Sempurna memiliki hidup

yang bermakna bersama cacat beraneka rupa.



2003.





MASKUMAMBANG



Ribuan tahun sebelum Yesus, pada masa

dingin yang lama. Aku telah disiapkan menjadi

pengganti Adam untuk merindukan bau perempuan.

Sebau lumut yang menyulut bayang-bayang kabut

pada sajak-sajak yang menjemput. Sebau rumput

yang mengitari jeritan liar pada mantra garis tangan.



Di tanah lembab, bersama punggung binatang

yang memuai ke hutan-hutan. Ribuan tahun

setelah Nuh menurunkan berpasang-pasang

mahluk di pulau-pulau surut. Aku rupanya

telah disiapkan untuk berlayar bersama seratus

perahu yang dibangun di hutan-hutan.



Tapi lenguh kampung halaman mengirim kelambu

pada sajakku, ribuan hari setelah kakek buyutku

berpoligami. Bisakah mengucurkan kantuk, ketika

di jalan buntu tersusun serdadu. Bisakah bersembunyi,

ketika mimpi terus menari, menyihirku menjadi siput

yang berkarat di pohon-pohon yang terpahit .



2003.





KUPIKUL TAHUN-TAHUN UNIK



Kupikul tahun-tahun unik melewati sungai

merah yang membujur ke selatan menuskrip

kehidupanku. Puisi-puisi mengepulkan

amarah, melewati wajah teduh, melewati

daun bergetah, melewatiku besama peluru

yang menunggu di dini hari yang perih,

menunggu mulut senjata yang berpeluh.



Menulis lagi. Kata-kata jadi perahu yang

digerakkan kematian. Tinta menjelma ombak,

memuntahkan gairah pada sajak-sajak mentah.

Kupikul terus sampai ke batang telinga, menyisiri

bulu-bulu singa betina, bulir-bulir padi kering,

penganan cinta yang menyuguhkan diri sendiri.

Kupikul sampai ke langit-langit risauku,

sampai ke mulut-mulut masa lalu.



Lalu peluit kereta mengundang orang-orang

segera berperang. Aku bersenyawa dengan

angka sambil terus memikul dengan gembira.

Kepala-kepala suku, cahaya-cahaya lampu,

rumah-rumah beratap keriput, menyandera

makna-makna. Aku terus memikul, melewati

penyakit bumi, melewati karma yang ngeri,

mencapai mantra-mantra dengan sembilu

yang mengerat ribuan kembara.



2003.





KUIN CINTA

-buat gadis berkerudung yang terkurung

dalam kaca spion sebuah angkutan umum



Ijinkan kubakar dupa di hatimu. Sebab

doa-doa tak pernah cukup membuatmu

berpaling muka padaku. Ijinkan kukuliti

segala yang menatapmu. Sebab kutahu

tak ada yang lebih jingga dari matamu.



Di setiap dinding kapal karam, ijinkan

aku membungkam cemburu. Bersama

anak-anak telanjang yang menghamili

sungai-sungai perawan, ijinkan aku

menelan auramu yang paling tajam.



Biji kacang mana lagi yang berkecambah

dalam darahku, ketika kau akan memilih

memandangku dengan sangat hati-hati.

Maka ijinkan aku mengucurkan puisi ke

sungai yang bermuara di lesung pipimu.



Jika arang cintaku mengabu di lipatan

kerudungmu, ijinkan aku menyetubuhi

setiap helai rambutmu. Jika tidak, akan

kupastikan anak-anak yang kaulahirkan

kelak, menyerupai setiap sajak-sajakku.



2003.






MEMASUKI PETI MATI



Mimpi tentang datangnya sebuah kekasih,

mengembangbiakkan puluhan keris yang tumbuh

di taman-taman buku. Bagaimana harus kubusurkan

hati, ketika puisi tertancap di pohon-pohon lapuk.

0Bagaimana tak mengunyah bara, ketika musim paceklik

di ladang kata-kata, memercikkan api ke garis usiaku

yang melambat.



Aku memahami pekabungan sebagai ibu tiri dari

risau-risau yang memukau. Mengapa harus menjelagakan

asap-asap perih yang mengitari hari-hari kasat mataku.

Ketika ibuku terus menembang, tajam mendesak ke

sajak-sajak, ke rasa cemburu, ke rasa cemburu yang lantak,

ke masa depan yang memihak, ke anak-anak bulan,

anak-anak sunyi yang kusembunyikan di antara suap

dan kunyah zikir-zikir semediku.



Bersama kitab-kitab sastra yang membajak kematian,

aku mengairmatakan rayuan-rayuan. Ramalan bayi sinis

yang kelak merayap di punggungku, darah yang menyingkap

mitos rumit dari angka 13 selasa pahing kelahiranku,

tenung asmara, jimat-jimat dan mantra-mantra, melulu

menganaksungaikan kepenyairanku, melulu meninju

kepuasan dari sakitnya sumpah-sumpahku.



2003.




MIJIL



Ke sawah-sawah kehidupan, kupadikan

kembara-kembara yang menyumbat arah

dosa-dosaku. Kubajak masa lalu, sajak-sajak

yang berurutan di rambut ayahku, hari-hari

manis yang dimatangkan rasa sakit, kubajak

dan kunasikan doa-doa, sebelum bubur

disajikan untuk sakit-sakit yang terberat.



Melalui payah-payahku, kukendalikan

bendungan yang dibanjiri airmata ibuku.

Kusekat ratusan warna, pada peta yang

menyesatkan cuaca, kukemaraukan masa

depan yang menjejali kepala, setiap jumat,

setiap aura-aura menempati kitab keramat.



Lalu aku merimbun selaik daun, memilah

cahaya yang mencongkel risau ke barisan

paling depan. Kuangkakan harapan-harapan

kering, ketika kata menyusun ambigu yang

menggunung, ketika peta sawahku mengusir

burung-burung. Dan kusungaikan haru-biru,

meluapkan peluh-peluh ragu, menandingi

biji-biji usia yang terus berkecambah bersama

siasat-siasat mentah.



2003.




HARI-HARI MENGELAMBU



menjaring tebaran padi yang berkabung di hatiku.

Raung ambulan, dering telpon dan sumpah palsu

menginjak urat kemiskinanku. Di setiap jejak langkah,

kukristalkan angan-angan yang membedah sajak-sajak

asing dan memuntahkan bunga-bunga kering.



Menjembatani wajah murung yang menggunung,

Aku menikai jam dan memburu detik-detik paling

mencemaskan. Kilau kunang-kunang, bias lensa minus,

desah berat masa depan yang membius, melintang, dan

mengepalai risau-risauku. Memantrakan igauan-igauan,

mencapai lengkingan rasa sakit yang mengesankan.



Mengeranjangi senyum-senyumku yang tergadai. Dan

seperti sepertiga kesempurnaan yang menyempit, aku

menolak kedatangan ribuan doa yang dihembuskan,

menahan jengukan tajam harapan ambigu yang

disengketakan, meyakini keberuntungan sebagai

selasar hari-hariku yang mengelambu, dan meragukan

cacat semediku, memenuhkan mimpi yang diburu,

di usia paling mencekam dan harubiru.



2003.





MEMASUKI PIPA BESI



memasuki pipa besi

bersama arus yang tak kukenali

aku menyembul ke langit

menjadi rahasia

dan lututku menegang

punggungku melayang-layang

sementara ujung lidahku

mendulang emas di bumi

mencari tulang-tulang sulaiman

yang disembunyikan kecemasan



memasuki pipa besi

bercampur keluh yang mematri

aku berkarat

dengan risau yang menyengat

usiaku mendongkel peta

sementara keringat ayahku

menjadi percikan api

dan tubuhku menjadi kayu

di gundukan risau-risau

yang menghitam



memasuki pipa besi

bersama tahun-tahun nyeri

aku berbagi kepala

dengan sajak yang menyala

sementara ibuku menari

kebun-kebun mendaun

membunga lebam

membuah di titik merah

titik hatiku yang berloncatan



2003







BANGKU-BANGKU KAYU

-buat M. Chodi



dan bangku-bangku kayu

malu-malu melewati usiaku

mengapa berlari ke putaran waktu

ketika tahun-tahun dihuni cemburu



dan hutan-hutan suci

berkali-kali menyebrang sunyi

mengapa menghendaki mati

ketika detik-detik diputar mimpi



dan orang-orang jepara

pura-pura menepuk dada

mengapa memilih sebuah nama

ketika peluh berubah warna



dan kawan-kawanku

sama-sama memecah ambigu

mengapa harus meng-arang kayu

ketika sajak-sajak mengirim abu



2003




TANAH KELAHIRAN



memecahkan kendi kata

di patahan masa muda

di gulungan tahun bisu

di mulut pun tertebar kelu

di setiap alun kegembiraanku



sementara pulang ke rumah

ditangkal ribuan gelisah

ditulisi jam-jam tabu

di mana semestinya bercumbu

di mana semestinya mencemburu



menderu tahun-tahun pelik

di atap pekik dan tingkap bisik

di pori-pori yang membiak

di sini maut-maut retak

di gugusan sajak-sajak



sementara kampungku mengerut

dipunggungi tenung kabut

di mana seharusnya membaca

di mana semestinya mengira-ngira

di sana-sini ditumbuhi mantra



2003.




KEMBALI KE KAMPUNG HALAMAN



kembali ke kampung halaman

menanam airmata sepanjang jalan

akhirnya datang juga musim hujan

akhirnya memucuk setiap harapan



kembali ke kampung halaman

menawarkan berita ke jantung jaman

sedang anak panah menembus masa

sedang hatiku mengalirkan darah cinta



kembali ke kampung halaman

memaksakan menggusur jamban

tempat meminum kegembiraan

tempat mencuci ulang sedu sedan



kembali ke kampung halaman

bersama lenggang sisa menuliskan keinginan

mengapa di kepala ibu-bapaku tumbuh uban

mengapa sajak-sajakku ditumbuhi dedaunan



2003.





RONGGENG GUNUNG



o pemilik raut kabut

o tubuh bernafas maut

o jiwa bergulung sabut

mari menenung kalut

bersama nyanyian kemat

bersama tarian keramat



o lelaki bersayap api

mari bernyanyi

diiringi gending buhun

di malam seribu pantun



o kaki-kaki telanjang

mari menari

berlenggak menisik bunyi

berlenggok mengenal bumi



o mata batin yang miskin

mari melewati para kahin

menyusur suluk gunung

menebak gerak ronggeng



o tenaga-tenaga janji

o serat-serat relung hari

o mantra-mantra urat nadi

mari membaca sunyi

bersama sesaji hati

bersama puisi



2003





BERSAMA TENGKORAK *)



besama tengkorak

aku meminjam kuburan

untuk dipajang

di selasar hatiku yang kusam

begitu juga huruf-huruf

terus menyusup

melewati keringat yang panas

menjelma batu nisan

pada puisi-puisi yang kutelan



bersama tengkorak

aku mengafani keluargaku

dengan lembar-lembar sajak

mengapa harus tercipta masa lalu

ketika waktu menjadi satu-satunya

yang mesti kusetubuhi

mengapa harus tercipta masa depan

ketika bayi-bayi jam

mesti kukandung sendiri

dan melahirkan ribuan puisi



bersama tengkorak

aku mempetimatikan kata-kata

sedang hari-hari mengirim selimut

ke khusuk semediku yang keriput

dan di ubun-ubunku

telah tumbuh ratusan belati

sementara aku menenung sperma

mencipta mantra

yang menghantui sorga-sorga



2003



*) judul drama karya Rachman Sabur







SAMPAI DI TUNJUNGAN



sampai di tunjungan

hatiku telah dipenuhi hari-hari

yang disusutkan asin garam

di sini segala yang memendar

dan segala yang tergelar

menjelma kabar



di sepanjang kota yang lelah

hatiku dipenuhi bubuk mesiu

yang dihembuskan rambu jalan

aku memburu bising

yang melenting ke kulit kepala

orang-orang yang beruban

sebelum waktunya



di trotoar di mana perempuan

dan lelaki dengan nafas kuda

memilihku sebagai arca

aku melistrik dan memercik

sambil menyeru lampu-lampu

untuk bersinar tanpa cemburu

tapi di sini tak ada yang tahu

bahwa segalanya abu-abu



dari kerumitan plaza yang menggoda

surabaya tetap saja sebagian umurku

berapa yang mesti disiasati

ketika riuh lebih berarti dari sunyi

berapa yang harus dirampas

ketika dusta lebih bermakna dari cemas


2003







MENJADI PENYAIR





Demi pasir, batu dan air susu ibu yang membentuk

beton bagi mercusuar jiwaku. Aku bertolak dari selasar

usia, dari kampung para penyamun bagi orang-orang

yang bernyali lempung. Selesai mengasuh bakau yang

menahan sebuah pelayaran yang membingungkan.



Demi gelas bening, airmata tawar dan senyum



hambar yang mereguk malam untuk meminjam cahaya,

melulu aku menjadi fatamorgana, melulu warna-warna

pucat yang dipantulkan ke tenggara arah perjalanan

yang sia-sia.

Demi siput dan segala yang melata. Aku berlari

tak henti-henti. Memberi jarak pada akar-akar rambut

yang mandul. Ke kebun-kebun tahun yang ditumbuhi

pohon-pohon kebahagiaan. Aku terus berlari,

mengunjungi rumah-rumah semut, mencari senyum

yang memaniskan jendela kayu, palang-palang pintu,

dan semua kunci yang gembira di setiap stasiun

dan dermaga.



Demi musim dan cuaca yang tak bersahabat.

Aku melawan diri sendiri dengan bom waktu

yang kuaktifkankan di jiwaku empat tahun lalu.